Mohon tunggu...
Aria Yudhistira
Aria Yudhistira Mohon Tunggu... -

Praktisi Kedokteran Forensik Dan Medikolegal

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Semua Kembali pada Pembuluh Darah

23 Maret 2014   18:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pembuluh Darah. Ilustrasi/Admin (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Gambaran Pembuluh Darah. Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Minggu lalu saya melakukan otopsi pada jenazah tidak dikenal dan tidak jelas dugaan cara kematiannya. Seperti biasa, dilakukan pemeriksaan terhadap bagian luar dari tubuh jenazah dan tidak ditemukan perlukaan maupun tanda kekerasan lainnya seperti racun. Dalam kondisi seperti ini, pola berpikirnya adalah besar kemungkinan orang ini meninggal karena sakit, dan organ yang paling sering terlibat dalam sebab matinya adalah otak, kedua paru, dan jantung yang sering secara luas mempengaruhi kerja atau fungsi organ lain. Saat pemeriksaan dalam (bedah mayat; atas seijin penyidik sesuai surat permintaannya), fokus pemeriksaan jelas pada ketiga organ tersebut di atas. Temuan paling signifikan adalah adanya suatu kondisi kelainan pada pembuluh darah yang lazim dikenal dengan sebutan aterosklerosis (gambaran kerusakan dinding pembuluh darah arteri berupa warna dinding yang tampak lebih pucat, keras pada perabaan hingga robek dengan kedalaman tertentu). Gambaran ini ditemukan pada hampir di seluruh jaringan utama pembuluh darah arteri, terutama yang berdekatan dengan jantung dan otak. Sebagian area jantung sendiri sudah mulai ada yang rusak (Infark Miokardium; gambaran kerusakan otot jantung akibat diantaranya gangguan/kerusakan pembuluh darahnya). Jaringan paru pada orang ini juga ditemukan pengerasan dan tumor (mungkin, menunggu hasil pemeriksaan mikroskopik). Sebab mati pada orang ini akan ditegakkan setelah hasil pemeriksaan sampel jaringan secara mikroskopik keluar. Di luar kasus di atas, gambaran kerusakan pembuluh darah arteri juga mendominasi temuan kelainan pembuluh darah pada orang-orang dengan usia lanjut ketika saya harus melakukan pengawetan jenazah saat mereka meninggal. Mungkin lebih dari 80%. Belum pernah melakukan penelitian tentang ini juga soalnya. Intinya, begitu kelainan telah mengenai pembuluh darah, maka besar kemungkinan gangguan dapat terjadi secara sistem (luas, menyeluruh). Kegagalan fungsi multi organ sangat mungkin terjadi, dan kematian adalah akhir ceritanya. Waspada dengan segala kemungkinan kondisi pembuluh darah kita. Usia memang faktor yang berpengaruh. Namun bukan berarti usia muda dan menengah dewasa tidak menjadi faktor resiko pada kerusakan pembuluh darah. Yang pernah saya baca, kerusakan dinding pembuluh darah bisa diakibatkan beberapa faktor seperti kongenital (bawaan; sudah dari sononya), keturunan (lewat penyakit hipertensi, jantung, diabetes, etc.), faktor usia, pola hidup sehat (kebiasaan makan misalnya), dll. Jika kita bisa menyingkirkan faktor bawaan dan keturunan, maka mestinya tugas kita tinggal memelihara kondisi yang sudah baik. Pola hidup teratur, membatasi makanan dan minuman yang beresiko mengganggu kesehatan, termasuk menjaga kestabilan kondisi kejiwaan (tidak mudah stres) adalah hal yang mestinya menjadi kebiasaan untuk kita. Tidak ada salahnya melakukan general check up (cek kondisi tubuh secara umum; pergi ke laboratorium terdekat) secara berkala (ini pengingat untuk saya juga _red) sehingga setidaknya tahu status sehat tubuh sendiri dan apa saja yang harus dilakukan terhadap kondisi tersebut. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam sehat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun