rindu yang menyakitkan - masih sulit aku terima sebuah kenyataan bahwa rindu itu begitu dahsyatnya! Namun aku percaya bahwa malam ini saat bulan redup, mendung tebal melebar di atas langit. Saat kesunyian mulai hinggap di peraduan. Membawa sebuah rasa yang membuatku nampak seperti orang gila, segila-gilanya. Entah mengapa kenyataan rindu itu mencekik, jika cinta tak mengenal ruang dan waktu.
Lantas mengapa puncak rasa ini ingin segera bertemu dengan melipat waktu? - hatiku mengigil dingin, teringat senyummu waktu itu. Setiap sakitnya rindu pastilah ada penawarnya, aku harap kau tau penawarnya! - setiap rindu adalah tanda tanya, dan aku percaya kau yang tau jawabanya!. Kekasih, berjanjilah, setelah pengembaraanku memantaskan diri hidup bersamamu.
Berjanjilah untuk tidak pergi dariku, meski hanya, membelakangi wajahku sekalipun. Kekasih, jika kau mencintaiku sebesar gunung, maka aku akan merindukanmu setinggi langit. Kekasih, ajarilah aku makna kesabaran. Kekasih temanilah aku dikala aku lelah terhadap dunia. Berikan aku secangkir kopi dengsn senyummu. Hadirkan kedamaiaan untuk kehidupan kita nanti, berikankan pengabdianmu.
Kekasih, bernyayilah bersamaku, atas dawai yang ku petik, atas gejolak lagu rindu ini. Kekasih biarkan dewi malam menatap sayu, atas kemesraan kita. Biarkan malam resah, atas menahan waktunya lebih lama. Jangan berikan ruang bagi dingin, terhadap kehangatan cinta kita. Kekasih... Aku benar-benar merinduimu..
Surabaya, 03 11 2018
_cak danu_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H