Menjadi  orangtua bukanlah bakat, melainkan proses belajar terus menerus.Â
Bila kita melihat ada orangtua begitu mahir dalam mengelola anaknya, mungkin kita perlu melihat dibalik itu ada proses pembelajaran diri yang luar biasa sekali.
Mungkin kita sudah belajar sana sini, kita tahu bahwa membentak anak itu tidak baik, tapi orangtua mana yang tidak pernah membentak anaknya? Semua pernah melakukan bukan? Meskipun kita tahu ilmunya, seringkali jadi berantakan saat emosi kita berantakan.
Itu membuktikan, bahwa menjadi orangtua hebat untuk anak kita bukanlah bakat, melainkan proses belajar memperbaiki diri terus menerus.
Begitupula menjadi orang tua yang mampu memahami seutuhnya terhadap perkembangan anak adalah impian semua para orang tua.
 Orang tua selalu ingin tumbuh kembang anaknya optimal, namun apa daya jika orang tua memiliki anak yang sangat spesial tanpa direncanakan, tentu bukan suatu hal yang mudah memiliki anak dengan kebutuhan khusus dimana memiliki penyimpangan secara fisik ,mental intelektual ataupun social emosional bukan menjadi hal yang mudah untuk dihadapi.Â
Memiliki  tantangan tersendiri baik waktu, biaya, tenaga, dan pikiran.
Tidak semua orangtua siap secara fisik maupun mental untuk mendampingi, mendidik, mengasihi secara optimal. biasanya lebih banyak bermain emosi sehingga akan lebih mudah sensitive bahkan mudah  tersinggung.
Apabila orangtua itu disuruh memilih, apakah ada yang mau diberikan karunia anak yang demikian? Saya rasa 99% kebanyakan orang menjawab "tidak".
Akan tetapi, kita tidak boleh menyalahkan takdir. Karena apa yang kita miliki, Tuhan sudah memberikan batasan sesuai dengan kemampuannya. Saya yakin orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, adalah orangtua yang tangguh dan kuat dalam menjalani hidup.
Setiap orang tua anak berkebutuhan khusus pasti memiliki tantangan yang berbeda dalam mencapai perkembangan anaknya. Mulai dari waktu, tenaga, pikiran hingga biaya. Pastinya tidak mudah dalam menjadi orang tua untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).