Bukan meremehkan kapasitas AHY, tapi fakta jika kontribusinya untuk negara masih belum begitu wow.
Menjadi Ketua Partai Demokrat, dan sebelumnya pernah tiba-tiba menjadi Cagub DKI, itu saja sudah luar biasa. Jikalau saja tidak punya previlege sebagai Putra SBY, kemungkinan tidak akan terjadi.
Bahkan bukti nyata prestasi bagi Partai Demokrat pun belum terlihat. Perolehan suara Partai Demokrat pada tahun 2019 menurun, mengikuti trend pemilu sebelumnya. Â Kepemimpinan AHY malah sempat digoyang. Buktikan saja dulu jika Partai Demokrat bisa jadi pemenang pemilu. Minimal suaranya naik di 2024.
Lagipula...
Jika AHY maju sebagai kontestan 2024, terlebih bertarung dengan Puan, kok ya rasanya bangsa ini hanya diobok-obok demi melanggengkan "perebutan kekuasaan" dua trah, Soekarno dan Yudhoyono.
Bapak SBY dan Emak Megawati pun hingga saat ini belum bisa rujuk.
Padahal udah sama-sama duda dan janda.
Mau dilanjutkan lagi ke generasi berikutnya.
Udah gitu kampanye pake slogan "persatuan".
Jangankan kebhinekaan...2 orang aja gak bisa dibuat akur.
Sabarlah dulu...
Belum 10 thn sejak Bapaknya lengser.
Kasihlah kesempatan dulu yang lain.
Negara ini bukan kerajaan milik keluarga.
Dan SBY pun tidak perlu repot-repot lah turun gunung. Nikmati saja keindahan di atas gunung sana.
PDIP menang di 2014, salah satunya karena banyak rakyat yang muak dg pemerintahan SBY di periode terakhirnya.
Ntar turun gunung  suara Partai Demokrat ikut turun pula.
Mending ajak Megawati sama-sama naik gunung...ngopi bareng.
Ngomong-ngomong Ibas kemana ya ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H