Ada beberapa variable kenapa suatu komunitas bisa terbentuk dan tetep eksis. Kesamaan lokasi regional, kesamaan minat, purpose hingga adanya kesamaan communal identity. Salah satu bentuk komunitas jadul adalah fans club sepakbola, komunitas fans club biasa dipengaruhi faktor ikon public dari club itu sendiri, maka ngak salah kalau proses mendatangkan dan mempertahankan pemain jadi salah satu faktor penting pembentuk crowd. Bagian tersulit dari siklus hidup komunitas sepakbola adalah menyangkut prestasi klub itu sendiri. Ketika club mereka harus terdegradasi tak jarang kumpulan crowd pun tercerai berai, bahkan saat klub itu kembali pada kompetisi kasta tertinggi dan adanya ikon bukan jaminan akan berkumpulnya tifosi.
Trip To Jogja Ituh
Jum'at, 19 maret. Saya bersama rekan rekan parmagiani jakarta memenuhi undangan Parmagiani ( fans club FC Parma) Jogja. Undangan yang merupakan lawatan gratis menjadi pijakan awal Tour Parmagiani ke (semoga) seluruh Indonesia. Acara lawatan jogja diisi futsal bareng, kopi joss di angkriran kawasan malioboro dan esoknya dihabiskan bincang bincang bareng bung rayana djakasurya.
Parmagiani Indonesia ( FC Parma fans club community )
I'm the Reds. Ya saya sendiri bukan seorang parmanisti (dulu) atau bahkan parmagiani (sekarang), tapi sebagai bagian dari tugas sosial, saya pun ikut menikmati dan membantu mengembangkan komunitas lewat social media yang sudah ada. Di era social media sekarang ini hubungan antar sesama pemilik minat dan kekaguman yang sama bisa saja terus terjalin, yang akhirnya menjaga komunitas itu untuk tetap hidup dan eksis meskipun prestasi klub sepakbola itu sendiri tidak memuaskan / populer. Keberadaan Parmagiani saat ini baru sebatas FB Group, dan web parmagiani-indonesia.com namun melihat potensi market yang ada bukan tak mungkin taktik social media marketing mampu menjadikannya lebih besar, lebih dari sekadar asupan revenue. - Selamat siang juragan, berapa banyak komunitas di media sosial yang Anda ikuti?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H