Suku Mamasa memiliki beragam jenis Rumah Adat yang memiliki hierarki atas sebuah golongan atau kasta yang dipercaya oleh Suku Mamasa. Rumah yang didiami oleh kasta tertinggi dalam Suku Mamasa adalah Banua Layuk dan Banua Sura' dimana para bangsawan sebagai kasta tertinggi akan mendiaminya.Â
Setiap penyelesaian rumah adat, masyarakat Suku Mamasa akan melakukan ritual berburu kepala sebagai bentuk ungkapan syukur karena telah memperoleh sebuah tempat tinggal di bumi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa  Suku Mamasa mempercayai leluhur mereka sebagai Putra-Putri dari Para Dewa yang datang dan mendiami bumi.
3. Kematian Seorang Pemimpin Adat
Kematian seorang pemimpin adat tentunya akan mendatangkan dukacita bagi anggota dalam komunitas tersebut. Oleh karenanya dilakukanlah sebuah ritual berburu kepala yang diyakini akan meringankan dukacita atas meninggalnya seorang pemimpin adat. Biasanya dalam hal ini, anak dari pemimpin adat yang meninggal tersebut akan memimpin ritual berburu kepala yang dilakukan.
4. Pengucapan Syukur karena Hasil Panen yang Melimpah
Jika sawah yang ditanami padi oleh Suku Mamasa membuahkan hasil yang melimpah, maka akan dilakukan ritual berburu kepala sebagai ungkapan syukur mereka kepada para dewa.Â
Menjadi catatan bahwa ritual berburu kepala dalam konteks ini akan dilakukan jika sebelumnya dilakukan ritual Ma'pararuk dengan sebuah tarian Mangnganda'. Keputusan apakah akan dilaksanakan atau tidak ritual berburu kepala ada pada pemimpin adat setelah menilai bahwa hasil panen padi terbukti baik dan melimpah.
5. Nazar
Sebuah perjanjian kepada para dewa dalam Suku Mamasa adalah ketika mereka selalu mendapatkan berkat-berkat dari para dewa, maka mereka akan melakukan ritual berburu kepala.
6. Terbunuhnya Seseorang
Perlu diketahui bahwa dalam konteks alasan ini, tidak berdasar kepada aksi balas dendam atas terbunuhnya seseorang, dimana pihak korban akan menyerang dan melakukan pembunuhan terhadap orang yang melakukan pembunuhan terhadap kaumnya.Â