Mohon tunggu...
Bambang Ari
Bambang Ari Mohon Tunggu... -

saya seorang yg sedang belajar menulis di kompasiana. Ditengah-tengah hutan belantara ujung timur Indonesia. Walaupun cuma lewat hp buatan cina. Dengan signal cuma gprs saja yang kadang muncul dan tenggelam.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Maunya Seperti Apa?

16 Februari 2012   16:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat saja,
Rasanya geli dan aneh jika ada orang Indonesia yang selalu mengecilkan negaranya sendiri dan membangga-banggakan negara lain. Kok bisa terus maunya apa gitu..
Yang katanya listrik hidup-matilah, jalanan hancurlah, rumah sakit bayarlah, sekolah bayarlah dll dll. Sekarang mari kita bandingkan secara bodoh-bodoh aja.
Kebetulan ada teman yang bekerja di Inggris, beliau cerita disana lumayan karena sekolah anaknya serta rumah sakit pemerintah gratis. Tapi tunggu dulu, penghasilan/gaji teman saya disana kurang lebih sekitar 40jt-an dengan potongan pajak sebesar sekitar 16jt-an. Wow, saya bilang pantas aja semua gratis lha pajaknya sendiri setara gaji saya sekian bulan. Selain coba kita lihat apa yang tidak kena pajak disana, mau buka warung makan anda pasti harus ijin sana sini apalagi mengenai masalah higienitasnya. Mau buka warung kaki lima harus ada ijin, mau jualan online harus ijin. Dan itu semua kena ppn. Mau hire prt gajinya harus standar, kalau mencoba gaji dibawah anda pasti langsung dituduh polisi melakukan perbudakan.
Coba kita perhatikan berapa atlet luar negeri yang tidak mampu bertahan dinegaranya karena pajak hadiahnya selangit. Bahkan maradona pun tidak berani masuk italia karena masih punya tunggakan miliaran (ingat miliaran bukan jutaan). Anda menunggak pajak siap-siap aja dipenjara. Itu sekelumit 'kelebihan' luar negeri.
Sekarang kita kembali ke Indonesia. Disini anda mau buka usaha apa aja terserah, masalah ijin bisa kompromi. Mau buka warung juga terserah ngga ada yang melarang asal ada yang beli. Mau usaha online monggo ngga ada yang mengawasi.
Masalah ppn apalagi, mana ada usaha usaha yang bayar ppn. Mana ada jual beli online kena ppn. Mana ada warung kena pajak. Mau hire PRT 400 ribu tidur dalam ngga ada yang protes. Mana ada pasar yang jual belinya kena pajak. Paling-paling pajak preman aja.
Jadi kalau fasilitas di negeri ini pas-pasan saya pikir ya memang udah sewajarnya. Kalau kita paksa pemerintah memenuhi seperti di luar negeri malah kasihan entar utangnya tambah banyak. Dan bukankah sekarang sudah terbukti negara-negara eropa pun bangkrut. Bahkan teman saya yang di inggris pabriknya juga tutup. Jadi, nikmati saja adanya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun