Mohon tunggu...
Aceuk
Aceuk Mohon Tunggu... -

ibu rumahtangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memujamu Tak Jua Membuatku Bahagia

24 Juli 2016   23:43 Diperbarui: 25 Juli 2016   10:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku tepis  nasehat dari orang - orang yang mengingatkanku tentang masa depanku kelak jika aku terus bersamamu.

Tak ku hiraukan kebiasaan burukmu yg selalu menghardiku jika sedikit saja perkataanku tidak membuatmu senang,dengan sabar aku menunggu senyumu ketika engkau mendiamkanku berhari-hari.

Tak pernah aku mengeluh ketika aku menjadi tulang punggung keluarga,ku lakukan dengan ikhlas karena rasa tanggung jawabku sebagai orang tua yang selalu ingin membuat anak-anaknya bahagia.

Menutup mata ketika ku ketahui engkau bermain api dengan saudara perempuanku demi menjaga perasaan orang tuaku walaupun teramat sakit karena harus selalu menyimpan rahasia ini.

Ku berikan tempat tinggal dan kendaraan yang semuanya tertulis atas namamu meskipun itu hasil jerih payahku dan aku sangat bahagia setiap melihatmu senang dan tersenyum.

Ketika anak-anak kita mulai besar dan mengerti sedikit demi sedikit ku ajarkan engkau mengikuti jejakku,ku ajarkan engkau berniaga walaupun awalnya engkau begitu enggan...dengan sabar ku wariskan semua ilmu berniaga yang ku miliki sampai akhirnya engkau pun begitu mahir dan itu membuatku bangga.

semua aku lakukan supaya engkau tidak di pandang sebelah mata oleh keluargaku dan lingkungan tempat tinggal kita,tentu saja itu membuat anak-anak kita bangga dan lebih menghormatimu karena kini engkau bukan pengangguran lagi.

Tapi yang kurasakan kini engkau seperti kacang lupa entah dimana kulitnya...ku telan setiap tuba yang engkau tuangkan...ku tahan tekanan beban yang menghantam bathinku...ku nikmati didihnya api yang engkau nyalakan setiap ku tak sengaja membuatmu kecewa.

Dan baru kusadari betapa bodohnya aku.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun