Mohon tunggu...
Rafli Siru
Rafli Siru Mohon Tunggu... Lainnya - suka minum kopi, makang pisang goreng, suka bajalang deng suka pa ngana.

ig: raflisiru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Spritualitas Seorang Hamba kepada Tuhannya

11 Maret 2021   22:25 Diperbarui: 11 Maret 2021   22:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kegiatan refleksi ini tidak semata-mata sebagai acara seremonial saja, tetapi juga untuk mengingat dan memaknai tentang perjalanan spritualitas yang luar biasa dari seorang hamba untuk menghadap Tuhannya. Perjalanan yang di tempuh dalam waktu semalam, berjalan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina (Isra') dan naik ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi (Mi'raj).

Isra' dan Mi'raj merupakan peristiwa penting dalam Islam. Kejadian yang sulit di jangkau oleh nalar manusia ini, di abadikan oleh Tuhan dalam kitab suci Al-qur'an surat Al Isra ayat 1.

Seperti disebutkan dalam beberapa keterangan, sebelum peristiwa ini terjadi, Rasulullah mengalami cobaan yang sangat berat yaitu di tinggalkan oleh orang-orang yang di cintainya. Adalah pamannya Abu Thalib dan kemudian istrinya Khadijah yang meninggal dunia dalam kurun waktu yang tidak lama.  Saat mengalami kesedihan inilah, Allah menghibur sang pujaan hati dengan memperjalankan Nabi melalui Isra' Mi'raj. 

Hingga ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil sehingga tidak hanya terjebak dalam seremonial-seremonial pasca perjalanan spritualitas yang telah di lalui oleh Beliau.

Pertama, setiap manusia yang hidup tidak terlepas dari pelbagai persoalan masalah hidup yang terus-menerus datang menghujani yang tiada henti. Namun, semua persoalan selalu menyimpan jawabannya sendiri. kata Isra' yang berarti perjalanan menunjukan bahwa sejatinya kehidupan manusia merupakan perjalanan melewati setiap peristiwa. Perjalanan yang sesungguhnya dalam dimensi kehidupan manusia adalah Mi'raj, yang dimana seakan menjadi perjalanan spritual tanpa penghalang antara seorang hamba dan Tuhannya.

Kedua, yang menjadi pesan substansial dari perjalanan ini adalah kewajiban untuk selalu menegakkan sholat. Pada hakikatnya kalau kita merenung, dengan sholat kita diajak melakukan transendensi, merefleksi, serta mengejawantahkan nilai-nilai moral Ilahi dalam rangka memelihara eksistensi atau citra diri martabat manusia yang manusia (baca: makhluk sosial) yang bermanfaat bagi sesama, baik kepada hewan maupun alam. Manusia membutuhkan petunjuk yang dapat mengarahkannya menuju ketenangan batin dan ketentraman jiwa, dan sholat adalah jawabannya sebagaimana di jelaskan dalam Qur'an bahwa sholat merupakan solusi yang tepat bagi persoalan dan sebagai sarana untuk meminta untuk meminta pertolongan Sang Ilahi Robbi, Allah ta'alla.

Wallahul Musta'an
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq
Wassalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh.

Tomohon, Rafli Siru - Badan Tadzkir Fakultas (BTMFIP-UNIMA) melakukan refleksi tentang Isra Mi'raj, Kamis (11 Maret 2021 M-27 Rajab 1442 H), di sekretariat BTM FIP UNIMA. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun