Bagi pecinta sepak bola, khususnya penggemar PS 2, tentunya tidak asing dengan winning eleven. Gim yang bergenre sports, berasal dari negara Jepang, dirilis 7 Februari 2005 oleh Konami.
Bahkan sampai tahun 2015, mungkin juga sampai sekarang, games ini masih menjadi favorit para maniak PS 2, yang hampir sebagian besar didominasi oleh kaum Adam, mulai dari anak-anak, hingga bapak-bapak.
Suasana di dalam ruangan jasa persewaan PS 2 yang panas, penuh, dan hiruk pikuk, hampir sebagian besar bermain winning eleven. Sehingga tidak heran jika suara-suara yang terdengar adalah suara: komentator bola, teriakan "goolllll", teriakan gemes, marah, tertawa, makian, umpatan, dll.
Biasanya, harga sewa di rental PS 2 adalah Rp.2.500,-/jam, atau tergantung besar kecilnya layar televisi, yang layarnya lebih besar tentunya berbeda harganya.
Bila ingin bermain bisa pesan kepada sang operator: mas, main 3 jam, atau bisa request: tidak usah di timer (berarti sedang banyak uang, sedang bahagia, bisa juga karena sedang galau). Tidak lupa sambil membawa snack atau minum sendiri, agar mainnya lebih enjoy.
Biasanya, pihak penyewa juga menjual minuman, snack, bahkan menyediakan berbagai makanan, antara lain: soto, rawon, rendang, dan kari ayam (namun semua itu ada dalam 1 bungkus indomie instant). Tujuannya jelas, agar para maniak PS 2 merasa betah dan tidak merasa kelaparan ketika harus duduk bermain selama ber jam-jam.
Rasanya ada hal yang kurang, jika bermain winning eleven hanya dilakukan seorang diri. Maka biasanya, para pecinta game ini akan datang bersama dengan teman-temannya, yang memiliki hobi dan kemampuan yang relatif sama.
Demikian halnya yang saya lakukan dulu, bersama dengan teman akrab saya, para pecinta permainan ini. Berawal dari janjian, ketemu jam berapa, dan di rental mana?
Solidaritas
Bermain bersama dengan teman-teman, dengan cara menyewa di rental, maka hal pertama yang muncul adalah sikap solider. Karena masing-masing akan otomatis merogoh koceknya untuk mengambil uang patungan biaya sewa PS 2. Ada yang hanya memiliki uang sedikit, ada yang tidak punya uang sama sekali, dan ada yang sedang dompetnya tebal.
Biasanya, yang berdompet tebal ini akan secara sukarela mentraktir teman yang sedang bokek, alias tidak punya uang. Hal ini otomatis akan terjadi, dan secara bergantian saling membantu satu dengan yang lain. Tentunya dilain kesempatan, giliran teman yang lain yang akan mentraktir, pokoknya saling pengertian saja.