Mohon tunggu...
Asron Da Finsie
Asron Da Finsie Mohon Tunggu... Local Civil Government -

Mengisi waktu luang dengan menulis sepulang kerja aplikasi penglihatan mata, hati dan telinga terhadap lingkungan sekitar untuk perubahan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ungkap dengan tuntas pembunuh Engeline, sebagai penyuruh, pelaku, peserta atau pemberi kesempatan

27 Juni 2015   22:08 Diperbarui: 27 Juni 2015   22:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengacara Hotman Paris Hutapea dalam AKI Malam, TV One, Sabtu, 27 Juni 2015, menyatakan kenapa temuan bercak darah pada kamar Margriet ibu angkat Engeline tidak ditanyakan kepada tersangka Agus dalam BAP yang telah dibuat oleh Polisi. Dion Pongkor, kuasa hukum Margriet atau ibu angkat Engeline, yang mengatakan jika bercak darah yang ada di kamar Margriet adalah darah kucing (kompas, Sabtu, 27 Juni 2015) begitu juga dalam AKI Malam TV One itu, Dion menampik dengan menyatakan bahwa bercak darah itu sudah tidak menjadi perhatian Polisi karena si Agus sudah diperiksa yang tertuang dalam BAP nya. Itu sudah jelas bukan darah manusia tapi darah hewan.

Melihat itu semua, saya sudah memperkirakan yang saya tuangkan dalam tulisan terdahulu yaitu tentang DOENPLEGER (Penyuruh), Dader (Pelaku), Mededader (Peserta), Medepletigheid (Pemberi Kesempatan). Dengan tidak melupakan hal-hal ini, sudah jelas penyidik Polisi akan dengan terang menyatakan bahwa ibu angkat (Margriet) adalah salah satu tersangka pelaku pembunuhan Engeline tersebut. Yang menjadi persoalan kembali saya tanyakan kenapa Polisi lambat menetapkan si ibu angkat tersebut menjadi tersangka pembunuhan, hanya ditetapkan menjadi tersangka penelantaran anak saja. Sengaja saya tulis tentang Doenpleger dan seterusnya itu untuk mengingatkan kepada penyidik Polisi dan siapa saja yang terkait dengan kasus RIPEngeline ini agar jangan bermain-main dengan kasus ini, jangan bermain api karena nanti siapa yang bermain api akan terbakar dan jika publik terlanjur dibohongi maka api yang dimainkan akan membesar dan membumbung tinggi dengan membakar rasa keadilan publik. Jika rasa keadilan publik sudah terbakar akan sulit untuk memadamkannya. Jangan karena motif uang sehingga kita harus mengangkangi hati nurani kita yang sudah terang kita sangat mengutuk semua pelaku kejahatan RIPEngeline ini. Semoga keadilan tetap tegak di Bumi Pertiwi ini walaupun itu harus ditempuh dengan onak dan duri serta perjuangan berat. Apresiasi para pejuang keadilan, dimulai dari Kapolda, Kuasa Hukum, Kejaksaan, Media Elektronik (TV, Online), Media Cetak dan Siapaun yang peduli terhadap RIPEngeline. Anda semua Pahlawan dihati kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun