Ketika melihat berita di TV dan juga ketika membaca postingan artikel salah satu Kompasianer tentang tragedi Mina. Terasa ada kesimpangsiuran informasi. Salah satunya adalah akan dilakukannya hukuman pancung kepada 28 orang petugas dari Kerajaan Arab Saudi yg terkait insiden ini. Kemudian tentang informasi ada Pangeran Arab yang akan mabit di Mina dan akan melempar jumrah di Jamarat sebagai awal penyebab tragedi Mina.
Pada akun Facebook, saya mendapati postingan dari seorang bernama Azzam Mujahid Izzulhaq, beliau menjelaskan tentang penyebaran informasi penyebab tragedi Mina tersebut adalah Pangeran Arab atau keluarga Kerajaan Arab Saudi dan tentang hukuman pancung adalah informasi hoax belaka, berikut ini kutipannya yang telah disunting :
Saat menyaksikan tayangan di TV tentang reportase dari Mina langsung. Sayup-sayup terdengar suara reporter wartawan lainnya di luar negeri melakukan reportasenya yang menjadi sumber berita tayangan TV tersebut. Keanehan terjadi saat reporter di 'seberang sana' mengatakan tentang akan dilakukannya investigasi mendalam oleh Kerajaan Arab Saudi mengenai tragedi di Mina dalam bahasa Arab. Maka reporter di sini menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan akan dilakukannya hukuman pancung kepada 28 orang yg terkait insiden ini. Entah apa skenarionya yang membuat kesalahan reporter ini. Apakah di balik insiden ini memang ada yang bermain..?
Selanjutnya, fasilitas tenda VIP (lingkaran berwarna biru) di depan 'tenda' yg berbentuk gedung (lingkaran berwarna hijau) yg diperuntukkan bagi keluarga Kerajaan Arab Saudi dan para tamu kerajaan dari berbagai negara (VVIP).
Lokasi kejadian musibah tragedi yg mengakibatkan lebih dari 700 orang meninggal dunia di Mina adalah di Street 204 (ditandai dengan lingkaran berwarna merah). Seandainya benar keluarga Kerajaan Arab Saudi pada saat yg sama akan melakukan ibadah Jumrah Aqabah, mereka dipastikan melalui jalan yg tidak dilalui jalan umum dan jauh dari lokasi kejadian.
Dari tempat mabit tenda VIP, jika berjalan kaki paling hanya sekitar 500 meter saja ke pintu gerbang Jamarat. Dari tenda gedung VVIP kurang lebih sama. Jika keluarga kerajaan dan atau para tamu negara itu menggunakan jalan lain (lewat udara menggunakan helikopter), Jamarat memiliki 2 landasan helikopter. Keduanya terletak di 2 buah menara di Jamarat (lingkaran berwarna jingga/orange). Sekali lagi, jika yg diutamakan adalah faktor keselamatan, tidak mungkin mereka berbaur. Bayangkan betapa ketat sistem pengamanan dan tentunya akan mengganggu jamaah lainnya yg berjumlah jutaan.
Dengan keterangan ini, semoga kita terjaga dari kabar bohong yg dirilis media yg sedang tidak suka kepada Kerajaan Arab Saudi atas politik Internasionalnya yang membuat geram beberapa negara seperti Iran, Yaman, Suriah dan lainnya serta Amerika Serikat dan Israel. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak bodoh. Even tahunan ini mereka jaga dengan pelayanan yg begitu luar biasa. Tanya saja mereka yg saat ini berada di tanah suci atau mereka yg sudah pernah melaksanakan ibadah haji.
Kembali kepada cerita postingan pada akun FB tadi. Postingan tersebut untuk sementara terasa menjawab kebingungan saya tentang informasi simpang siur tragedi Mina. Akan tetapi, benak ini kembali bertanya-tanya, kenapa jumlah korban tragedi itu menjadi bertambah, dari 4 orang dan saat ini menjadi 14 orang. Apakah sinyalir indikasi tulisan saya terdahulu tersebut memang menjawab itu..? yang kesasar atau tersesat menjadi lebih banyak dan waktu kejadian itu (Pkl.08.00 waktu disana) bukan waktu yang diperbolehkan bagi para jemaah haji Indonesia untuk melalui jalan 204 tersebut. Kedisiplinan para jemaah untuk mentaati aturan yang telah digariskan oleh petugas/tim haji kita, apakah memang sudah luntur... ataukah karena memang ulah segelintir oknum petugas/tim haji kita sehingga mengesankan hilangnya kepercayaan jemaah haji kepada mereka sehingga jemaah haji melanggar tata tertib..? Investigasi yang mendalam sepertinya yang bisa menjawab semua itu.
Dan tentang perpolitikan luar negeri Kerajaan Arab Saudi, memang tidak bisa dipungkiri itu terjadi. Beberapa negara Islam lainnya khususnya di tanah Arab akan terus merasa iri dengan kelimpahan berkah dan rahmat dari Allah yang diberikan kepada Kerajaan Arab Saudi, dimana dari negeri yang tandus dan gersang, maka dijadikan sebuah negeri yang menjadi pusat ibadah umat Muslim di seluruh penjuru dunia setiap tahunnya, tentu keuntungan devisa akan semakin bertambah dan semakin memakmurkan negeri gersang dan tandus tersebut. Ditambah lagi dengan tidak pernah sukanya Amerika kepada Arab Saudi yangmana populasi terbesarnya bangsa Amerika adalah bangsa Yahudi, dimulai sejak zaman dahulu jauh sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan menyebarkan agama Islam sehingga menjadi besar seperti sekarang ini. Sehingga indikasi ada kesamaan pola yg dipakai dalam menggiring opini masyarakat antara tragedi 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat dengan tragedi 25 September 2015 di Mina, Arab Saudi ini. Pola itu disebut 'Victim Playing' oleh sdr. Azzam Mujahid Izzulhaq. Dan beliau menghimbau agar kita menunggu rilis resmi yg akan disampaikan Kerajaan Arab Saudi atas investigasi menyeluruh akan musibah ini sambil terus mendo'akan saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji. Semoga ibadah haji mereka mabrur. Dan semoga Allah menjadikan para korban yang jatuh pada musibah musim haji ini sebagai syuhada yang ditempatkan oleh Allah SWT di surga-Nya. Amin.