Ya, judul diatas saya rasakan dan nikmati sejak tgl 25 Agustus 2015 (kalau tidak salah). Jelas celingukan dan sempat gemas dengan men-twit di twitter yang intinya kebingungan dan sibuk menyalahkan situs kompasiana. Tanpa ada sedikitpun menerima informasi dari siapapun juga, saya pasrah tapi tak rela karena kompasiana memang telah melekat dihati.
Perasaan gundah gulana berkecamuk dikepala, mengira-ira apakah karena kritikan yang saya tulis terhadap tulisan kompasianer tentang PNS (Pegawai Sipil 'Negara') dan komentar cukup keras disalah satu tulisan Kompasianer tentang pak Ahok, saya tidak tahu pasti..
Sambil masih diliputi tanda tanya besar, saya berupaya untuk membuka situs kompasiana pada komputer lain yang belum pernah saya gunakan, dan ternyata bisa lancar dibuka, tapi eit.. tunggu dulu ketika masuk melalui akun saya, jrengg... tak lama berselang situs kompasiana.com kembali hanya menampilkan tampilan saja dan tidak bisa dibuka. Tulisan bisa dibaca tapi jumlah view pembaca tidak terlihat dan kolom komentar tidak satupun yang bisa terlihat.Â
Selidik punya selidik plus googling via google, ada beberapa penjelasan yang menurut saya masuk diakal dan ada juga terbaca tulisan rekan Kompasianer di Kompasiana yang cukup lawas (Tahun 2012/2013) yang menyebutkan bahwa IP Adress para penulis bisa dilacak keberadaannya walupun alamat yang terlacak tidak 100% tepat karena hanya menunjuk pada lokasi server berada saja.
Penyelidikan (ciaila) trus berlanjut ketika mendapatkan informasi tentang tulisan itu dengan trus searching via google untuk memecahkan kebuntuan tanda tanya menggantung ini. Dengan mengetahui IP Adress seseorang dalam hal ini penulis (Kompasianer) artinya kemungkinan besar untuk mengacak atau menghack/hoax akun saya pada kompasiana.com sangat terbuka, ini berhubungan dengan setiap saya telah masuk akun kompasiana pasti situs akan bermasalah atau tidak tampil memuaskan atau tampil hanya mukanya saja atau tidak ada yang bisa dibuka normal seperti yang saya rasakan sebelum tanggal 25 diatas.Â
Perasaan antipati karena IP Adress tadi sebenarnya tidak boleh dipelihara karena ini dendam dan dosa, tapi nyatanya hal itu yang saya rasakan, apalagi setelah beberapa kata-kata baik ditulisan maupun komentar dipublish yang mungkin tidak mengenakan bagi yang terserempet kata-katanya mungkin ini menjadikan dendam (bukan saya) sehingga saya tidak bisa beriang gembira lagi menulis di Kompasiana.com.
Akhirnya tulisan singkat ini sengaja saya insert-kan images diatas semoga dapat dimaklumi oleh rekan-rekan Kompasianer maupun pembaca Kompasiana.com semuanya. Jika ada informasi lebih lanjut yang berguna untuk saya terapkan menjawab permasalahan yang saya tulis ini akan saya simak dengan senang hati tanpa ada rasa dendam diantara kita. Semoga Persaudaraan kita akan terjalin erat melalui situs citizen journalism ini walaupun mungkin kita belum pernah bersua di darat (kopdar), dan saya akan tetap berupaya untuk menyampaikan informasi, cerita ataupun fakta sepanjang yang saya ketahui kepada pembaca melalui tulisan jujur, tidak berbohong dan berimbang serta netral tidak berfihak kemanapun juga. Amin..
Â
Sumber foto : images google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H