Mohon tunggu...
Arfidhia Arsa Yovial
Arfidhia Arsa Yovial Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Sebagai mahasiswa yang berada di jurusan Sosiologi, saya senang menganalisis dan memperhatikan dunia sosial dengan kacamata saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Asian Value dalam Membentuk Mental Disability di Indonesia

11 Juni 2024   08:59 Diperbarui: 11 Juni 2024   09:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini, sering kita jumpai istilah 'Asian Value' di berbagai platform yang ada di media sosial. Istilah ini menjadi sangat populer hingga saat ini semua fenomena dikaitkan dengan mengakarnya Asian Value dalam masyarakat. Seperti pada pekerjaan hingga lifestyle masyarakat Indonesia. Lalu, apa sebenarnya makna dari Asian Value yang tengah ramai dibicarakan oleh khalayak umum ini?

Sebagai benua dengan populasi penduduk terbanyak, Asia memiliki tingkat keragaman yang jauh lebih tinggi dibandingkan benua lain. Melansir dari artikel 'Apa Itu Asian Value?' dalam (Kumparan, 2024) Asian Value dimaknai sebagai nilai asia ketimuran yang mengakar kuat di beberapa negara Asia. Istilah yang mulai muncul pada akhir abad ke-20 ini dianggap sebagai proses internalisasi jati diri masyarakat Asia agar tidak tergerus oleh globalisasi yang secara masif disebar oleh budaya Barat. Kuatnya peran agama hingga kokohnya tradisi nenek moyang di Benua Asia terkhusus Asia Tenggara, menciptakan nilai-nilai yang hampir seragam di kelompok masyarakat Asia. Asian Value seringkali dikaitkan dengan nilai kolektivitas pada tatanan sosial. Ini berbanding terbalik dengan nilai-nilai Barat yang mengandung nilai individualisme. 

Sebagai contoh, Asian Value yang sulit untuk hilang dari masyarakat Asia walaupun mereka tinggal di negara Barat sekalipun, adalah kebiasaan untuk melepas sepatu ketika memasuki rumah. Kebiasaan ini tidak hanya sekedar tradisi yang didisiplinkan turun menurun karena takut mengotori rumah, tetapi ada value yang lebih besar daripada sekedar masalah higienis. Kebiasaan untuk melepas sepatu ketika memasuki rumah adalah simbol dari kesederhanaan bagi orang-orang Asia. Kembali ke rumah berarti kembali menjadi sederhana, melepas semua atribut yang dipakai di luar rumah dan kembali menjadi "Aku yang sederhana". Simbol melepas sepatu di rumah orang lain juga dapat diartikan sebagai bentuk hormat pada sesama atau pada yang berkuasa. Hingga, dapat dilihat bahwa Asian Value adalah tentang perihal kesederhanaan, rasa hormat yang tinggi, serta tentang kedisiplinan, kerja keras, hingga penilaian yang tinggi pada pencapaian akademik. 

Mengutip dari Menteri Kesehatan RI di Jakarta Convention Center di Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024), saat ini penduduk Indonesia yang terkena mental disorder atau disabilitas mental kira-kira mencapai 30-32 juta jiwa. Disabilitas mental yang tercatat di Indonesia ini diantaranya ada bipolar disorder, skizofrenia, behavioural disorder, dan juga jenis personality disorder lainnya. Dalam (Abidin & Abidin, 2023), budaya memiliki pengaruh terhadap mentalitas seseorang. Mulai dari pembentukan standar hidup, gaya hidup, penentuan prestasi dalam hidup, perspektif terhadap kesehatan mental dan fisik, religiulitas, spiritualitas, hingga etika. 

Sebagai negara dengan tingkat religiulitas dan spiritualitas yang tinggi, Indonesia terbentuk oleh generasi tua yang sangat menjunjung tinggi adat dan juga para leluhur. Ini merupakan salah satu Asian Value yang dipegang erat oleh masyarakat Indonesia, dimana semua tingkah laku yang mereka lakukan adalah berdasarkan adat para pendahulunya dan kewajiban untuk menjaga nama baik leluhurnya. Asian Value ini menciptakan bentuk pola pikir para generasi tua yang sangat anti dengan stigma masyarakat. Dengan adat yang sangat dihormati, masyarakat cenderung jadi suka menilai perilaku orang lain apabila dirasa tidak sesuai dengan standar yang mereka pegang. Hal ini menciptakan adanya perasaan takut bagi generasi ini untuk dicemooh dan ditolak oleh standar masyarakat. Standar inilah yang terus diturunkan dari generasi ke generasi hingga menciptakan suatu penentuan tertentu dalam hidup yang cenderung menjadi sebuah pembatas bagi masyarakat untuk menemukan potensi terbesarnya dalam hidup. 

Standar yang terbentuk karena Asian Value di Indonesia diantaranya adalah sering dikerdilkannya emosi dalam diri. Banyak dari masyarakat Indonesia terutama para generasi tua yang memiliki kecacatan dalam emosi. Mereka sulit untuk mengolah dan mencerna emosi yang ada dalam dirinya akibat tuntutan standar hidup yang sangat tinggi. Bagi generasi muda, ini menjadi lubang yang sangat besar. Generasi muda merupakan kelompok yang sangat terpapar globalisasi, membuat mereka lebih aware terhadap stabilitas mental. Namun, disaat bersamaan Asian Value dan pengolahan emosi oleh para generasi tua juga masih sangat mengakar. Ini membuat banyak dari generasi muda Indonesia yang sangat kesulitan untuk mencerna dan mengolah emosi yang mereka rasakan, dan secara tidak sadar mengalami Borderline Personality Disorder. 

References

Abidin, Z., & Abidin, F. A. (2023). Psychological Well-Being Manusia Indonesia: Bagaimana Budaya Membentuk Kesejahteraan Psikologis Manusia Indonesia. Remaja RosdaKarya.

Apa Itu Asian Value? Ini Penjelasan Lengkap dengan Contohnya. (2024, Juni *). Wikipedia. Retrieved June 9, 2024, from https://kumparan.com/berita-terkini/apa-itu-asian-value-ini-penjelasan-lengkap-dengan-contohnya-22tj19Man6V/full

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun