Filsafat Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dikatakan benar-benar adalah materi. Paham ini tidak meyakini alam ghaib sebagai pengatur kehidupan manusia tetapi yang mengatur adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil yang interaksi material,sehingga pandangan hidup yang mencari segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia didalam alam kebendaan semata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.Â
*Tokoh Aliran Filsafat Pendidikan Materialisme*
a. Ludwig Feuerbach (1804-1872) u
Ludwing Feuerbach adalah filsuf berkebangsaan Jerman, Feuerbach merupakan pelopor filsafat materialisme. Materialisme yaitu suatu etika yang humanistis dan suatu epistemologi yang menjunjung tinggi pengenalan indrawi. Menurut Feuerbach, yang ada hanyalah materi dan tidak mengenal alam spiritual.Â
b. Demokritos (460-370 SM)
Ia adalah seorang filsuf dan ilmuwan Yunani Kuno. Ia adalah seorang filsuf yang akan masuk madzhab antonisme. Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam kehidupan manusia adalah keadaan batin yang sempurna, hal itu bisa dicapai apabila manusia bisa menyeimbangkan semua faktor ke dalam hidupnya, seperti kesenangan, kesusahan, kenikmatan dan tantangan.Â
c. Karl Marx (1818--1836)Â
Ia mengembangkan pemikirannya dalam kolaborasi dengan pemikir Jerman Friedrich Engels dan menerbitkan tulisan-tulisannya, melakukan riset di ruang baca British Museum. Karya terkenalnya adalah pamflet tahun 1848, Manifesto Komunis, dan karya tiga volume Das Kapital. Pemikiran politik dan filsafatnya memiliki pengaruh pada sejarah intelektual, ekonomi dan politik pada masa berikutnya dan namanya dipakai sebagai adjektif, pengucapan dan aliran teori sosial.
d. Epikuros (341 - 270 SM)Â
Ia adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang mendirikan sebuah mazhab filsafat yang disebut epikureanisme. Pemikirannya dipengaruhi oleh Demokritos, Aristoteles, dan mungkin juga oleh para filsuf beraliran sinisisme.Â
Bagi Epikuros, tujuan filsafat adalah untuk mewujudkan kehidupan yang tenang dan bahagia berupa perpaduan ataraxia (ketiadaan ketakutan, kegelisahan, ataupun kecemasan) dan aponia (ketiadaan rasa sakit), dan juga dengan menjalin persahabatan. Ia mengajarkan bahwa akar dari segala penderitaan adalah penolakan kematian dan kecenderungan manusia untuk membayangkan bahwa kematian itu mengerikan dan menyakitkan.  ia percaya bahwa indra adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat diandalkan di dunia.