Mohon tunggu...
Arfian syah
Arfian syah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa/iain Ponorogo

saya ingin menambah pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Kalimat Terlarang Ibu ke Anak

18 November 2023   22:00 Diperbarui: 18 November 2023   22:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering mendengar bahwa ibu adalah guru pertama anak. Pada dasarnya, setiap kata yang kita ucapkan kepada anak akan terekam dalam ingatan dan alam bawah sadarnya dengan jelas.

Oleh karena itu, tidak pantas bagi seorang ibu untuk mengatakan kata-kata yang dilarang kepada anak-anaknya. Contoh kata-kata yang dilarang termasuk "kamu bodoh", "lihat temanmu", dan sebagainya.

Ibu, kata-kata tersebut tidak hanya dapat membuat anak stres tetapi juga dapat mengganggu kesehatan mentalnya. Sering mendengar kata-kata terlarang dapat menyebabkan anak kurang percaya diri, marah, dan mengganggu kesehatan mentalnya.

Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu untuk memiliki komunikasi yang positif dengan anak mereka. Apa saja kalimat-kalimat yang tidak boleh diucapkan anak-anak? Ini adalah 5 contoh kalimat yang dilarang.

1. "Kamu sangat malas" 

adalah kata-kata yang sering digunakan ibu untuk memotivasi anak mereka, menurut beberapa ahli. Faktanya, kata tersebut sangat memengaruhi pemikiran anak-anak dan menyebabkan mereka bermalas-malasan dan tidak mau bekerja keras.

2. Jangan katakan "ibu tidak mampu membelinya"

saat anak meminta mainan atau jajan di pasar karena Anda tidak memiliki uang. Ini karena mengatakan "tidak memiliki uang" menunjukkan bahwa Anda tidak mampu mengelola keuangan Anda.

3. "Membandingkan anak dengan orang lain"

Orang tua sering membandingkan anak mereka dengan saudara kandung atau teman sebaya mereka.

Harga diri anak akan sangat terpukul ketika mendengar hal itu. Ini akan membuat mereka tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki bakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun