Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa Kita Harus Mencintai Pekerjaan Sebelum Menuntut Hasil

24 September 2024   08:07 Diperbarui: 24 September 2024   08:48 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAGRoc7h9zI/7xeKoenRrZZYBWRKatb-CA/edit

Sering kali, kita terjebak dalam mengejar hasil akhir di pekerjaan, entah itu performance, target, pencapaian, atau bahkan apresiasi. Namun, sudahkah kita berhenti sejenak untuk bertanya pada diri sendiri: Apakah aku mencintai apa yang aku lakukan?

Inilah rahasia yang sering terabaikan---cinta terhadap pekerjaan adalah **kunci utama**.

Mengapa pertanyaan tersebut menjadi penting dan revelan? Mari kita lihat kenapa:

  • Cinta Memicu Produktivitas: Penelitian di Harvard menunjukkan bahwa orang yang mencintai pekerjaannya lebih produktif, lebih kreatif, dan lebih inovatif. Mereka tidak hanya "melakukan pekerjaan", tapi mencari cara untuk memberikan nilai tambah.  Filosof Friedrich Nietzsche pernah berkata, Siapa  yang memiliki 'mengapa' untuk hidup, dapat menanggung hampir semua 'bagaimana'. Artinya, ketika kita mencintai pekerjaan, kita siap menghadapi tantangan apa pun. Rasa cinta ini memberi kita Alasan untuk terus bergerak maju, bahkan di saat tersulit sekalipun.
  • Lebih dari Sekadar Passion: Sering kali, kita mendengar nasihat untuk ikuti passion-mu. Tapi, passion bisa memudar. Yang kita butuhkan adalah cinta yang lebih dalam, komitmen jangka panjang yang penuh dedikasi. Mihaly Csikszentmihalyi dalam konsep flow-nya mengatakan bahwa saat kita tenggelam sepenuhnya dalam pekerjaan yang kita cintai, kita akan mencapai kondisi optimal. Tantangan besar? Bukan lagi menjadi masalah. Dengan cinta, semuanya terasa lebih ringan.
  • Cinta Melahirkan Inovasi: David Maister, seorang pakar manajemen bisnis, menyatakan bahwa ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita terdorong untuk mencari solusi kreatif dan berpikir lebih inovatif. Why? Karena kita terlibat secara emosional, sehingga mau memberikan yang terbaik. Inilah bedanya: orang yang mencintai pekerjaannya tidak berhenti pada target. Mereka terus berkembang, belajar, dan berinovasi.
  • Cinta Membuat Kita Lebih Tahan Banting: Steve Jobs pernah berkata, Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang kita lakukan. Dengan cinta, kita tidak merasa terbebani dengan kerja keras, karena kita melihat pekerjaan sebagai bagian dari diri kita. Kita siap berkorban lebih banyak, tanpa merasa terpaksa. Orang yang mencintai pekerjaannya tidak pernah menghitung-hitung apa yang sudah mereka berikan. Sebaliknya, mereka mencari kepuasan dalam proses, bukan hanya dalam hasil.
  • Lebih dari Sekadar Hasil, Cintailah Prosesnya: Shawn Achor dalam bukunya The Happiness Advantage menyatakan bahwa kebahagiaan dalam pekerjaan datang dari proses bekerja itu sendiri, bukan hanya dari pencapaian target. Ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita ikhlas menerima hasil, entah itu sukses atau gagal. Yang penting, kita terus belajar dan berkembang.

Bagaimana Kita Bisa Mencintai Pekerjaan?

  • Temukan Makna di Setiap Tugas: Bahkan tugas yang paling sederhana bisa memiliki arti penting jika kita melihatnya dengan cara yang benar. Tanyakan pada dirikita, Apa dampak yang dapat dihasilkan dari pekerjaan ini? Menyadari bahwa setiap pekerjaan memiliki kontribusi pada gambaran yang lebih besar dapat membantu menumbuhkan cinta terhadap apa yang kita lakukan.
  • Fokus pada Pertumbuhan Pribadi: Cinta tumbuh seiring dengan pembelajaran. Ketika kita menantang diri kita sendiri dan melihat kemajuan, kita akan merasa lebih terhubung dengan pekerjaan. Saat kita terhubung secara mendalam kita akan lebih focus dalam menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan kita, pekerjaan akan terasa lebih menyenangkan dan memuaskan.
  • Bangun Koneksi dengan Orang Lain: Menurut teori Self-Determination hubungan yang kuat dengan kolega dan tim bisa meningkatkan kepuasan dan cinta terhadap pekerjaan. Koneksi ini menciptakan rasa memiliki, yang pada gilirannya membuat pekerjaan lebih bermakna.
  • Berikan Nilai Tambah: Salah satu cara terbaik untuk mencintai pekerjaan adalah dengan memberikan lebih dari yang diharapkan. Ketika kita menambahkan sentuhan pribadi, mencari cara untuk lebih berinovasi, atau sekadar melakukan yang terbaik, kita mulai merasa memiliki pekerjaan kita.
  • Berikan Ruang untuk Passion: Meski cinta pekerjaan lebih dalam dari sekadar passion, menambahkan elemen yang kita sukai ke dalam pekerjaan bisa menumbuhkan rasa cinta. Temukan cara untuk mengintegrasikan minat atau keahlian pribadi ke dalam pekerjaan, seperti menggabungkan kreativitas, analisis, atau kemampuan berkomunikasi dalam tugas harian.

Pada akhirnya jika ingin sukses, mencintai pekerjaan adalah hal yang sangat fundamental. Bukan hanya soal passion sesaat, tapi cinta yang terus berkembang, yang memberi kita kekuatan untuk terus maju, berinovasi, dan menghadapi segala tantangan.

Jadi, mari mulai sekarang, tanyakan pada diri sendiri: Apakah aku sudah benar-benar mencintai apa yang aku lakukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun