Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membaca Sebagai Pintu Menuju Pemahaman dan Kebijaksanaan

24 Januari 2024   17:06 Diperbarui: 24 Januari 2024   17:13 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Membaca memiliki peran penting dalam memperluas wawasan dan memahami berbagai aspek kehidupan. Berbagai bentuk literatur, seperti buku dan kitab suci, memberikan peluang untuk lebih dari sekadar memahami teks. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana membaca dapat menjadi sarana untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan memperoleh kebijaksanaan, dengan mengambil contoh dari membaca buku dan membaca Al-Quran.

1. Membaca Buku: Pemahaman dan Pesan Moral

Membaca buku tidak hanya sebatas menikmati kata-kata yang membentuk teks. Saat membaca buku, pembaca diundang untuk memahami konsep, ide, dan argumen yang dituangkan dalam buku tersebut. Namun, bonus yang tak ternilai adalah pesan moral yang dapat ditemukan di dalamnya. Melalui pengetahuan dan pengalaman yang dijelaskan oleh penulis, pembaca dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang nilai-nilai, kebijaksanaan hidup, dan perspektif yang beragam.

2. Membaca Al-Quran: Mencari Hakikat dan Makna

Membaca Al-Quran bukan hanya tentang membaca ayat-ayat tanpa pemahaman. Tujuannya lebih dalam, yaitu untuk memahami hakikat atau makna sesungguhnya dari setiap ayat. Seiring dengan itu, membaca bismillahirrahmanirrahim sebelum makan menjadi lebih dari sekadar ucapan ritual. Pemahaman bahwa rasa lapar adalah cara Allah menunjukkan kasih dan sayang-Nya, dan bahwa setiap langkah dalam proses makan adalah anugerah, memberikan makna yang mendalam pada setiap amalan sehari-hari.
3. Menyadari Kebermaknaan dalam Keseharian

Kadang-kadang, kita lupa akan kebermaknaan di balik tindakan sehari-hari. Mengambil contoh sederhana seperti membaca bismillahirrahmanirrahim sebelum makan, artikel ini mengingatkan kita untuk tidak hanya melakukan ritual tanpa pemahaman. Setiap langkah dan setiap ucapan memiliki hakikat dan makna yang bisa membuat kita lebih bersyukur.

4. Kesadaran Diri dan Kehadiran Ilahi

Tulisan ini juga mencerminkan tentang kesadaran diri dan pengakuan akan keterbatasan manusia. Mengibaratkan diri seperti pena yang mengaku menulis surat, penulis mengingatkan pembaca akan kebijaksanaan untuk mengakui bahwa segala sesuatu adalah perbuatan Allah. Menyadari keberadaan Ilahi dalam setiap aspek kehidupan membawa kita pada jalan kebijaksanaan dan rendah hati.

5. Kesimpulan: Membaca sebagai Sarana Pemahaman dan Kebijaksanaan.

Dalam menggabungkan pembacaan buku dan pembacaan Al-Quran, kita memahami bahwa membaca bukanlah sekadar tugas rutin, melainkan pintu menuju pemahaman yang lebih dalam dan kebijaksanaan. Menghargai setiap kata dalam karya literatur membawa kebermaknaan dalam hidup sehari-hari dan memperkaya jiwa. Dengan demikian, membaca bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa kita lebih dekat pada pemahaman diri dan koneksi dengan Ilahi. Selamat membaca, dengan harapan setiap kata membawa makna yang dalam dalam perjalanan hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun