Mohon tunggu...
Arfiansah Buhari
Arfiansah Buhari Mohon Tunggu... Human Resources - HR practitioner

Bekerja sebagai Talent Management Manager PT Surya Madistrindo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Etika Terlupa: Pemimpin Negara, Cahaya Pelita yang Padam

23 Januari 2024   10:18 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pemimpin yang diidamkan,
Cahaya pelita dalam gelap,
Namun, etika mu, kini tersembunyi,
Seperti bayangan dalam kabut.

Cerminmu, oh pemimpin,
Tumpul oleh kepalsuan,
Jujur dan adil, hanya retorika,
Air jernih yang kini keruh.

Korupsi, bukanlah musuhmu,
Nepotisme, teman dekatmu,
Ular berbisa menyusup dalam,
Negara terbelit oleh bisu.

Transparansi, kata yang terlepas,
Kaca yang retak, menyembunyikan rahasia,
Dari rakyat yang menanti,
Ketulusanmu dalam sinar mentari.

Etika, kunci kejayaan,
Namun, pintu telah terkunci,
Negeri ini menangis dalam kegelapan,
Kemajuan terhenti, sejahtera terlupakan.

Pemimpin negara, panggilanmu agung,
Tapi etika mu, suram dan terlupa,
Rakyat menantimu berubah,
Bukan hanya di kata, tetapi di tindakan nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun