Mengajar adalah Profesinya
Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Yanti menghela nafas dalam-dalam saat dia memandangi deretan buku di raknya. Walaupun badannya terasa lemah dan demamnya tak kunjung reda, dia tetap bersemangat untuk mengajar hari ini. Sebagai seorang dosen di sebuah universitas ternama, Yanti merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan para mahasiswanya.
Hari itu, Yanti berjalan menuju ruang kuliah dengan langkah pelan. Dia memastikan untuk tidak menunjukkan kelemahannya kepada mahasiswa-mahasiswanya. Ketika dia memasuki ruangan, mahasiswa-mahasiswa sudah mulai berkumpul, "Wajah lelah Yanti tersenyum hangat, berusaha menutupi keadaannya yang sebenarnya".
Pertemuan dimulai, dan Yanti memulai kuliahnya dengan semangat. Meskipun suaranya terdengar serak dan kadang-kadang terputus karena batuk, Yanti tetap berusaha menyampaikan materi dengan jelas dan penuh antusiasme. Dia melibatkan mahasiswa-mahasiswanya dalam diskusi dan menjawab pertanyaan mereka dengan sabar.
Tak lama kemudian, salah seorang mahasiswa, Rina, memperhatikan bahwa Yanti terlihat lemah. Dengan perasaan prihatin, Rina berani bertanya, "Maaf, Bu, tapi apakah Anda baik-baik saja? Anda terlihat kurang sehat."
Yanti tersenyum lembut, menghargai keperhatian Rina. Dia menjawab, "Terima kasih atas kekhawatiranmu, Rina. "Ibu sedang dalam kondisi kurang sehat, tapi jangan khawatir, Ibu akan tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam mengajar. Kalian adalah prioritasku."
Mahasiswa-mahasiswa itu terkesan dengan dedikasi dan semangat mengajar Yanti. Mereka mulai membantu dengan membagikan materi dan saling membantu menjawab pertanyaan. Yanti tersenyum melihat kerja sama yang terjalin di antara mereka. Meski tubuhnya lemah, semangatnya terus berkobar.
Setelah kuliah selesai, Yanti memberikan tugas kepada mahasiswanya dan mengingatkan mereka untuk selalu belajar dengan tekun. Dia berpesan, "Maafkan ibu jika ada ketidaknyamanan dalam kuliah hari ini. Tetapi ingatlah, dalam hidup, kita akan menghadapi berbagai rintangan. Hal terpenting adalah kegigihan dan semangat kita untuk terus belajar dan berkembang."
Yanti berjalan keluar ruangan dengan hati yang penuh harapan. Meski dalam keadaan kurang sehat, dia merasa terpenuhi karena bisa memainkan peran penting dalam kehidupan para mahasiswanya. Kehadirannya sebagai dosen bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang memberikan inspirasi dan dorongan kepada mereka.