Nak, Bumi Tak Selebar Daun Kelor
Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Wiwik adalah seorang ibu muda yang tinggal di desa kecil di Jawa Tengah bersama dengan suaminya dan anaknya yang masih kecil, Widya. Â Mereka hidup sederhana dan bergantung pada pertanian sebagai sumber penghidupan.
Suatu hari, Wiwik membawa Widya ke ladang miliknya untuk mengajari putrinya cara menanam padi. Â Ketika mereka berjalan melewati sebuah sungai kecil, Widya melihat sehelai daun kelor yang jatuh ke air dan mengambang.
Widya segera mengambil daun kelor itu dan bertanya pada ibunya, "Bun, mengapa daun kelor ini bisa mengambang di air?"
Wiwik sang bunda tersenyum dan menjawab, "Itu karena daun kelor ini sangat ringan. Bumi kita tidak selebar daun kelor, jadi kita harus sangat berhati-hati untuk menjaganya agar tetap subur dan hijau."
Widya menatap ibunya dengan heran dan bertanya lagi, "Apa yang harus kita lakukan untuk menjaga bumi kita, Bun?"
Wiwik tersenyum lagi dan berkata, "Kita harus berusaha untuk tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tanaman dan lingkungan."
Widya sang anak mengangguk-angguk, dan Wiwik melanjutkan seraya berbicara pada anak dan nampak gigi putih bersih terlihat tersusun rapi, "Kita juga harus menghargai dan memelihara keanekaragaman hayati di sekitar kita. Â Semua makhluk hidup, baik besar maupun kecil, saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain".
Widya nampak antusias mendengarkan bundanya, dan Wiwik sang bunda pun  merasa senang bisa mengajari putrinya tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Mereka melanjutkan perjalanan menuju ladang, dan Widya belajar tentang cara menanam padi dengan penuh semangat.