Bahagia itu Sederhana
Oleh : Dr. Hj. Arfiani Yulianti Fiyul., MM
Beberapa minggu yang lalu salah satu group pertemanan dari penulis, yaitu alumni salah Universitas tempat penulis menyelesaikan Pendidikan Strata 1, di group itu salah satu teman memposting bahwa dia sedang sakit dan di bezuk oleh salah satu teman yang berada di dalam satu kota, maklum saja setelah kami lulus kuliah sebagian besar sudah berpencar sampai kebeberapa Provinsi di Indonesia,  termasuk penulis juga terdampar di Cimahi Jawa Barat, padahal penulis  alumni dari Universitas Tadulako di Palu Sulawesi Tengah.
Sobat pembaca,  alhamdulilah dengan adanya media sosial kita bisa berkumpul lagi dalam satu wadah menggunakan aplikasi yang sangat mudah dan murah yang kami gunakan, karena kalau menggunakana aplikasi yang canggih mungkin saja banyak yang gaptek termasuk penulis juga maka adanya aplikasi yang mudah membuat kita bersatu berbagi info, info ada yang bahagia, ada yang berbagai dalam kegiatan pekerjaan,  kegiatan bersama keluarga, ada yang berbagi sedang sakit...alhamdulillah, informasi apapun dapat kita ketahui, walaupun semuanya berjauhan berbatas udara, laut dan pulau-pulau namun kita dibersatukan jadi serasa semuanya dekat dan semua terasa dan mengingat saat masih bersama di kampus.  Ucapan bersyukur yang tak habis-habisnya penulis ucapkan, karena  semua masih dapat berkomunikasi setiap saat hingga jam berapapun tidak ada batas.
Kadang mulai jam 02.00 Â dini hari sudah ada yang berkirim ucapan kata : Â "Selamat pagi", "Assaalamualaikum", Â "salam sehat", "selamat bangun", "semoga sehat selalu", "sehat dan bersyukur", "selalu banyak rejeki ya...", "semangat-semangat".
Ucapan-ucapan positif seperti itu selalui tersampaikan digroup alumni kami, saling mendoakan dalam kebaikan dan kesehatan. Â Â
Pada satu hari di group komunikasi tersebut, teman yang sebelumnya sakit memulai dengan mengucapkan salam "Assalamualaikum", jawab salah satu teman "waalaikumussalam...."  Sangat senang sekali ada sapaan yang dimulai oleh teman yang sebelumnya sakit.  Ucapan salam dan jawaban yang sangat indah dari teman yang sudah sembuh membuat penulis sangat bahagia adalah, jawabnya seperti ini: "sehatlah , berkat doa kalian semua dan membaca kajian-kajian dari Ustaz Harris (Ustaz  Harris adalah teman satu angkatan kami).
Akhirnya bermunculan ucapan-ucapan kesembuhan, "semangat terus Ani Sayang "(nama teman kami  adalah "Ani"), semoga tambah sehat,  ada yang mengirim "stiker-Stiker jempol", dan penulispun memberi ucapan, "sehat selalu Ani selalu Bahagia ya..alhamdulillah", "sehat selalu Ani cantik", "semangat Ani sayang",  "alhamdulillah mba Ani sehat, salam hormat tuk' keluarga sehat selalu, aaminn", "alhamdulillah semoga tetap sehat walafiat", jawaban terindah dari yang sembuh dari sakit adalah : " terima kasih untuk semua...pertemanan indah disaat kita saling mendoakan".
Ada lagi doa dari teman yang jauh yaitu "semoga terjalin tali kasih lewat doa, sehat selalu ,sukses selalu dan tentunya bahagia bersama keluarga,  salam hangat salam sehat dan semangat untuk semua  wabil khusus  mbayu Anik",  dan ada juga menyampaikan "sehat selalu yach Ani".
Akhirnya,....penulis ungkapkan...inilah kebahagiaan penulis yang masih diberi kesempatan di era milenial, masih dapat menikmati kemanfaatan dari kecanggihan teknologi  melalui berkirim doa, berkirim ucapan dan bercerita.  Jauh di mata semuanya namun dekat sekali di hati.
Sehat selalu sahabatku, dan sehat selalu sobat pembaca  sehingga kita masih bisa berkarya atas kesempatan dan Ijin dari pencipta Kita.  Aaminn
