Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makanan Khas Sulawesi

28 Agustus 2022   17:44 Diperbarui: 28 Agustus 2022   18:30 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arfiani Yulianti Fiyul

"Katiri Selle"

Setiap daerah punya ciri khas makanannya masing-masing yang dengan nama yang khas juga.  Asal-usul penulis dari Sulawesi yang memiliki aneka ragam panganan khasnya, ada yang dari beras ketan, dari pisang, dari jagung, singkong, durian dan masih banyak lagi yang lainnya.  Pokoknya banyak deh.  Kalau Penulis sendiri  sudah lama hijrah dari Sulawesi ke Jawa Barat, namun masih sering kangen dengan makanan-makanan yang beraneka rasanya. 

Saat ini, ada salah satu keluarga Sulawesi yang datang dari Kota Padang dan ingin disuguhkan makanan yang dirindukannya.  Untunglah ada saah satu anggota keluarga yang sangat pandai membuat makanan itu.  Berkumpul, bersilaturahmi dan makan adalah tradisi yang tidak lepas bagi untuk bangsa kita. Ketika berkumpul pasti di barengi dengan makan.  Apalagi ada saudara jauh yang satu asal, maka inginnya menikmati kebersamaan dengan cicip-cicip makanan daerah.

Jadilah, hari ini makanan yang disediakan sop jagung yang nama daerahnya "Binte" bahan dasar makanan ini terbuat dari jagung muda dan dicampur singkong dan tambahan ikan kakap.  Kemudian ada juga makanan dari sagu yang di buat "jepa".  Makanan jepa ini terbuat dari sagu dicampur kelapa dan di panggang dalam wajan.  Nikmat nyo...kata saudara yang dari Padang,  Pasangan makanan "jepa" ditambahkan ikan palumara, cara membuatnya ikan kakap di tambah tepung kunyit, asem jawa dan tambahkan cabe brawit.  Mak nyuuus....

dok.pribadi
dok.pribadi

Wadoww.....kayaknya saudara kuat menghidangkan dan bisa memasak, ada pula makanan manis nya yang dinamakan katiri selle.  Katiri selle ini terbuat dari ketan, ditambahkan bagian atasnya gula merah, santan dan telor.  Kamipun cicip-mencicipi tapi bukan cicip sedikit...cicip berporsi porsi, sampai semua yang dihidangkan dimakan dan dihabiskan.

Penulis berasal dari Sulawesi Tengah yaitu Donggala -Palu, keluarga kami banyak tinggal di Kota Palu.  Apakah sobat-sobat pembaca masih ingat dengan Kota Palu?  Kota Palu  pada tahun  2018 di tanggal 28 September terjadi suatu bencana alam yang sangat dahsyat, dinamakan Likuifaksi.  "Likuifaksi itu lebih kepada larutnya suatu benda padat ke benda cair. Terkait sama gempa bumi ini, di daratan itu kan di bawahnya ada air tanah, begitu ada getaran, barang-barang padat di atas itu akan melarut, teraduk akibatnya getaran. Jadi melarut dengan air tanah di bawahnya," (Menurut ahli geologi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)". Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur.  Proses geologi yang sangat mengerikan.

Mengingat tahun 2018 b itu banyak keluarga kami yang hilang hingga saat ini tidak dapat ditemukan, gempa yang terjadi  pada kekuatan 7,4 SR.  Dengan kekuatan gempa sedahsyat itu maka terjadi likuifaksi. Kejadian Likuifaksi diumpamakan oleh seorang ahli Bernama Agustan, sama seperti saat kita mengaduk air dan pasir di dalam botol. Barang padat seperti pasir akan berubah menjadi cair.  Sungguh kejadian yang luar biasa, menyedihkan dan mengerikan.  Kota Palu hancur berkeping-keping, rumah -rumah ada hilang di telan bumi. 

Saat setelah kejadian beberapa waktu hening, gelap tak ada aktifitas, namun di tahun 2022 semua sudah bangkit dan sudah pulih seperti sedia kala bahkan bangunan banyak yang lebih bagus dari sebelumnya.  Banyak hikmah dibalik bencana, semakin mendekatkan diri pada pemilik alam Allah SWT.

Kami sekeluarga sudah mengiklaskan keluarga yang hilang, dan semoga diberi tempat yang terbaik disisiNYA.


Baiklah penulis kembali kemakanan khas, silahkan sobat pembaca mampir ketempatku siapa tahu mau icip-icip makanan khas Sulawesi ini, gratis lho... rasanya dijamin masih asli sesuai standar dan takaran (jumlah telur, takaran santan dan tepung terigunya...hahahha) jadi untuk rasa original rasa mau nambah dan rasa mau dihabiskan.

Ok...selamat melihat foto nya katiri selle aja, walaupun tidak mencicipi (AYf)


Cimahi, 28 Agustus 2022

dok.pribadi
dok.pribadi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun