jika kita lebih teliti pada artikel yang ditulis adi supriadi komen pembacanya akan lebih banyak yang menolak dari pada mendukung itu menandakan bahwa sebenarnya para pembaca kompasiana sudah jenius dalam menanggapi persoalan yang ada di masyarakat yang diangkat oleh bung AS yang kemudian dibumbui kebencian serta irisan otoriter (dengan menghapus komen yang tidak mendukungnya) dan taburan 1 sendok kemunafikan serta sedikit olesan minyak kebodohan, melihat komen yang diberikan ternyata bung AS ini hanya ingin memperlihatkan surganya tapi menyembunyikan nerakanya, beliau hanya mengijinkan komentar yang mendukung tulisannya artinya agar orang yang membaca komen tersebut terpana, inilah yang dinamakan kelicikan, jika jadi pemimpin mungkin beliau akan bertindak seenak udelnya, bahkan mungkin bisa jadi korupsi, karena menganggap semua milik dia, semua harus sesuai apa yang dia mau, akan membohongi rakyatnya dengan buaian surga dunia akan tetapi tidak mempertontokan neraka.
inilah yang sebenarnya musuh dalam selimut orang2 islam, menggambarkan islam sebagai agama penghancur, pemusnah, teroris, dll, saya sebagai orang islam sendiri merasa malu terhadap tindakan bung AS ini, beliau tidak menggambarkan bahwa islam adalah agama yang mengajak umatnya dengan cara damai, menurut saya bung AS ini dakwah dengan cara memperburuk citra islam bukan malah memperbaiki, beliau lupa bagaimana dulu para wali songo mengajak orang2 yang lebih percaya dengan batu, pohon untuk disembah dengan cara yang bijak dan mengundang simpati, bagaimana nabi Muhammad SAW sewaktu dilempari, maaf (kotoran manusia) oleh orang kafir beliau tidak membalasnya bahkan tersenyum, hingga batupun juga melayang mengenainya, akan tetapi orang2 kafir akhirnya penasaran bagiamanA nabi Muhammad SAW bisa sesabar dan setegar itu, hingga orang2 tersebut kagum dan ingin mempelajarinya akhirnya masuk islam untuk lebih mendalaminya, selain itu ada ayat yang membuktikan hubungan baik nabi Muhammad SAW dengan orang yang non muslim
dalam QS Al-Fath 29,”Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yangbersamadengan dia adalahkeras terhadap orang-orang kafir,tetapiberkasih sayang sesama mereka, kamu lihat merekarukuk dan sujud mencari karuniaAllah dan keridaan-Nya, tanda-tanda merekatampak pada mukamereka dari bekas sujud”.
surat diatas menjelaskan “keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka” yang artinya Sikap keras terhadap orang kafir didasarkan kepada aturan dan akhlaq. Selama orang kafir tidak mengganggu keyakinan dan dakwah kita, maka kita harus bersikap baik. Namun jika sebaliknya, maka kewajiban untuk bertindak keras kalau perlu sampai berperang. Di zaman nabi, ada sekelompok kaum yahudi yang bisa hidup berdampingan dengan kaum muslim di Medinah, karena mereka tidak mengganggu keyakinan orang islam. Bahkan nabi melindungi hak-hak mereka dalam bermasyarakat. Sebaliknya, saat nabi dirayu oleh orang kafir quraisy untuk berhenti berdakwah melalui pamannya, nabi menjawab dengan keras,“Seandainya matahari disimpan di tanganku, aku tidak akan pernah berhenti sampai memperoleh kemenangan dalam berdakwah”.
saya rasa sah-sah saja jika orang non muslim memimpin asal tidak bertentangan dengan keyakinan kita ataupun mengubah keyakinan kita. Dan kalau mengenai dakwah bung rhoma irama, tidak salah apa yang disampaikan akan tetapi hanya tidak tepat waktu dan tidak pada tempatnya, coba kalau bung rhoma dakwah seperti itu di kalimantan Sumatra atau daerah selain DKI yang notabene sangat rentan terhadap isu SARA dan sedang mencari pemimpin yang pantas , ibaratnya kita makan siang hari di depan umum ketika bulan ramadhan, apakah PANTAS? Untuk masalah ahok jika jadi menang, tentunya orang Jakarta pandai2 mereka tahu konsekuensinya, ini lebih menitikberatkan pada masalah JAKARTA keseluruhan bukan sekedar AGAMA, lagian masih ada jokowi yang menjadi pemimpin berlatar belakang muslim, jikalaupun ada permasalahan yang akan terjadi mengenai agama, jokowi bisa mengatasi masalah agama islam dan Ahok mengatasi agama non islam, seperti kita tahu Jakarta adalah daerah dengan ribuan penduduk yang berbeda latar belakang, disini saya tidak membela jokowi ahok tetapi lebih menitikberatkan pada persoalan umum yang dipermasalahkan bung AS.
jika memang benar bung AS orang islam sejati yang ingin segalanya serba islam dan jika benar bang AS ini menolak semua yang berhubungan dengan islam apakah barang yang dipakai bung AS semua dibuat oleh orang islam, motor, tv, bahkan laptop yang dipakai untuk menulis di kompasiana, mouse, modem, dll
jangan munafiklah saya juga orang islam tetapi saya hidup dinegara yang berdasar pancasila, bukan syriat, yaitu bhineka tunggal ika meski berbeda tetapi tetap satu jua, tak membedakan RAS, jangan2 bung AS tidak pernah diajar PKN sewaktu sekolah atau jgn2 tidak sekolah, saya heran orang ngawur seperti itu kx bsa dijinkan sma admin nulis di kompasiana terekomendasi lagi, ini membuat orang yg ingin gabung jadi mengurungkan niatnya, karena menganggap orang yang nulis di kompasiana tidak berpendidikan dan ngawur waktu kebetulan lihat tulisan bang AS.
sekali lagi ini bukan masalah politik ahok jokowi atau nara foke tetapi lebih pada tulisan anda yang mengundang simpati, begitu piciknya cara befikir anda.
jangan jadikan agama sebagai pedang untuk membunuh lawanmu tapi jadikanlah tangan untuk menjabat lawanmu
terima kasih,
anggix prayoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H