Film termasuk sinetron adalah sebuah karya seni yang bisa menangkap kenyataan dan menuangkannya ke layar lebar/kaca, namun di sisi lain bisa menjadi alat untuk membentuk kenyataan. Sebagai contoh: fesyen. Film bisa mengangkat soal kemiskinan di suatu lokasi dimana warganya serba kekurangan, yang jangankan memikirkan berganti pakaian, cari makan pun sulit. Namun film bisa juga ‘membuat’ cerita dimana para pemerannya selalu berpenampilan menarik, yang kemudian menjadi trend setter dalam hal fashion dan akhirnya diikuti oleh penontonnya, baik dalam hal pakaian maupun potongan rambut.
Yang mengusik perhatian saya adalah soal helm. Beberapa FTV dan sinetron yang saya tonton menampilkan tokoh-tokohnya bersepeda motor tanpa menggunakan helm. Memang secara kenyataannya di Indonesia ini, baik di kota besar hingga di desa, tidak jarang kita dapati orang bersepeda motor tanpa menggunakan helm. Kalau ditanya, alasannya karena tempat yang ditujunya dekat atau tidak ada Pak Polisi. Namun bagaimanapun helm dimaksudkan untuk melindungi kepala penggunanya, agar terhindar dari resiko fatal akibat kecelakaan.
Bahayanya saat penggemar FTV dan sinetron melihat idolanya berperan mengendarai sepeda motor tanpa helm, maka itu menjadi suatu contoh untuk mereka teladani, bahkan bisa jadi pembenaran untuk tindakan mereka yang melanggar peraturan lalu lintas dengan tidak memakai helm. Akibatnya FTV dan sinetron seperti itu tanpa disadari sudah membahayakan nasib ribuan penontonnya. Padahal mestinya FTV dan sinetron menjadi inspirasi bagi para penontonnya untuk bertindak dan berbuat positif.
Mohon maaf ini sekedar bahan renungan bagi para sutradara dan produser.
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H