Mohon tunggu...
Arfan Fauzi Soffan
Arfan Fauzi Soffan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Biota Laut: "Dugong Dugon" Mamalia Laut Pemakan Tumbuhan

25 November 2020   13:12 Diperbarui: 25 November 2020   13:38 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Bentuk Fisik Dugong. Sumber: junglekey.fr

Anak dugong yang baru lahir akan memiliki berat kurang lebih 30 kg dengan panjan 1,2 m. anak dugong sangat rentan terhadap predator. Masa menyusui anak dugong adalah selama 18 bulan atau lebih. Selama masa tersebut anak dugong tidak akan menyimpang jauh dari induknya bahkan cenderung menunggangi induknya. Hal yang menarik dari dugong bahwa hewan ini dapat langsung memakan lamun ketika baru terlahir. Proses menyusui dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dugong. Ketika usia dugong mencapai 6-9 tahun maka hewan ini sudah tergolong dewasa dan akan meninggalkan induknya untuk mencari pasangan.

Gambar 5. Siklus Kawin Dugong.Sumber: www.reaserchgate.net
Gambar 5. Siklus Kawin Dugong.Sumber: www.reaserchgate.net

Manfaat

Mamalia laut ini memiliki berbagai manfaat, baik untuk lingkungan maupun untuk manusia. Penggembalaan dugong secara intensif pada lamun berkontribusi pada siklus nutrisi dan aliran energi saat dugong mengaduk sedimen. Kotoran dugong juga berfungsi sebagai pupuk, yang dapat mempercepat pertumbuhan lamun. Selain bagi ekosistem, dugong seringkali dimanfaatkan bagian tubuhnya, seperti daging yang bisa dimakan, minyak yang dapat dimanfaatkan untuk produksi bahan makanan, dan gading yang berkhasiat untuk dijadikan obat-obatan. Dugong juga memiliki nilai ekonomis sebagai bentuk ekowisata pada suatu daerah

Gambar 6. Pengadukan Sedimen Oleh Dugong.Sumber: www.telegraph.co.uk
Gambar 6. Pengadukan Sedimen Oleh Dugong.Sumber: www.telegraph.co.uk
 

Ancaman

Meskipun bermanfaat bagi manusia, hal ini sekaligus juga menjadi ancaman bagi dugong. Perburuan liar secara masif akan sangat berbahaya bagi dugong, mengingat tingkat reproduksi dugong yang sangat lambat. Selain itu, terdapat predator alami dugong yang mengancam kehidupan dugong, seperti hiu, paus pembunuh, dan buaya. Pergerakan dugong yang lambat akan menjadi sassaran empuk bagi hewan-hewan tersebut, terutama untuk anakan dugong. Pencemaran yang terjadi di lautan juga dapat berpengaruh secara langsung kepada dugong, maupun secara tidak langsung dengan merusak padang lamun yang merupakan sumber makanan dugong itu sendiri. Adapun ancaman lain bagi dugong adalah kerentanan dugong terhadap berbagai parasit dan penyakit menular.

Gambar 7. Perburuan Liar Dugong.Sumber: www.savethedugong.org
Gambar 7. Perburuan Liar Dugong.Sumber: www.savethedugong.org

Konservasi

Banyaknya ancamanan terhadap populasi dugong menjadi dasar perlunya tindakan konservasi untuk menyelamatkan spesies ini. Hingga saat ini dugong terdaftar sebagai hewan yang rentan di IUCN Red List, terancam punah di daftar Federal AS, dan di Appendix I di CITES. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan hewan lembut ini adalah dengan melindungi kawasan lepas pantai yang memiliki padang lamun sebagai habitatnya, menindak tegas pelaku perburuan liar terhadap dugong, dan tidak melakukan pencemaran ke lautan. Tindakan suatu negara sangat diperlukan untuk menjaga populasi hewan ini dari kepunahan.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun