Mohon tunggu...
ARFANIA LAILA NAWA SARI
ARFANIA LAILA NAWA SARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNUSA

mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya semester 1 prodi K3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

gadis yang menyimpan kesedihan dalam hidupnya

23 Oktober 2023   14:45 Diperbarui: 24 Oktober 2023   03:01 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mei 2019

Deolinda Kalila,

Gadis berparas cantik, yang jika kau lihat dari luar akan terlihat garang, sombong, dan juga ketus. Tetapi jika kau mengenalnya lebih dalam, akan terlihat sifat lembut dan juga tegar. Sangat tegar, hingga tak ada seorang pun yang bisa menandingi ketegarannya. Gadis pendiam yang tidak memiliki banyak teman, juga tidak memiliki banyak kenangan. Hidupnya tidak penuh dengan kebahagiaan, tetapi tidak pernah mengeluh pada keadaan.

Deolinda Kalila,

Gadis yang selama ini mengajarkan arti kehidupan, dimana kau tak boleh mengeluh hanya karena keadaan. Jika kau merasa putus asa pada hidupmu, lihatlah ke belakang, lihatlah betapa banyak orang yang berjuang untuk tetap hidup. Lihatlah mereka yang memiliki begitu banyak beban, namun tak pernah mengeluh pada keadaan, juga tak pernah menyalahkan Tuhan.

Gadis itu membuka mata setiap insan, bahwa dunia sebenarnya tak sekejam yang orang katakan. Ini hanya tentang persepsi dan anggapan. Jika kau selalu menganggap bahwa masalah itu terlalu besar, maka itulah yang akan kau rasakan. Mari kita anggap kecil semua masalah, karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Semua hanya tentang waktu, dan bagaimana cara kita menjalaninya. Tetaplah optimis, dan selalu bersyukur pada Tuhan. Niscaya Tuhan akan memberkati setiap langkah kita.

Deolinda Kalila,

Namanya telah melekat di sanubariku, di relung hatiku, memenuhi setiap ruang kosong di dalam diriku. Gadis yang tegar itu tak henti-hentinya melayang di dalam pikiranku. Celotehannya yang lucu, terkadang pedas, tetapi memotivasi itu selalu terngiang di kepalaku.

Ingin menangis rasanya kalau mengingat kenangan-kenangan yang pernah kami lalui bersama. Kalila yang kuat, yang selalu terlihat tegar, yang selalu menasehatiku, selalu mendukungku, dan mengajariku tentang indahnya bersyukur.

Namun, ternyata Kalila tidak sekuat itu, ia bukan malaikat yang sedang menjelma, ia hanya seorang manusia biasa. Seseorang yang sudah berada dalam batasannya. Kalila sudah lelah. Bukan lelah hatinya, melainkan raganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun