Sebelum usaha jasa OJEK lahir diIbu kota Jakarta yang bebasiskan IT saya sudah menggunakannya, walaupun membayar dua kali lipat dari angkot seperti biasanya, alasannya bukan tidak ada angkot akan tetapi macetnya ibu kota. Kejadian ini bermula Pada tahun 2012 ketika mengikuti kompetisi di Universitas Indonesia, Depok jakarta. Dari stasiun Yogyakarta ke pasar senin Jakarta, dari pasar senin ke UI menaiki angkot, setelah barat angkot mau tidak mau saya harus naik Ojek, waktu itu registrasi peserta sudah ditentukan, dan apabila lambat, maka saya bisa gagal mengikuti kompetisi, dan akhirnya sampai di tempat yang dituju Universitas Indonesia, Depok Jakarta.
Banyak krimanal terjadi di angkot, mulai dari pencurian sampai pelecehan seksual, dan umumnya pelecehan seksual yang banyak banyak menimpa kaum hawa. Walaupun banyak pelaku yang diadili dengan hukuman, namun masih saja kriminal ini tetap terjadi, seakan-akan belum membuat jera pelaku. Ojek juga lebih menjamin dari pada angkot yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak, kejadian juga pernah dialami saya, namun kejadian ini diluar ibu kota Jakarta yaitu kota surabaya, waktu itu baru turun dari bus kota dan mau ke Madura.
Melihat transfortasi yang belum memadai dan makin banyaknya kendaraan baik mobil dan speda motor membuat kamacetan tidak dapat terkendali, maka jasa OJEK merupakan alternatif mengurangi kemacetan bagi masyarakat, dengan catatan masih memberikan kewajiban pada Negara dan tidak melanggar aturan. Kriminal akibat Ojek belum begitu tersiar di media massa, disamping itu jasa layanan ojek lebih cepat. Sampai sekarang saya menggunakan jasa layanan ojek ketika berada di Ibu kota Jakarta, yang menjadi alternatif dalam kemacetan. Sebuah kegiatan memerlukan ketepatan waktu, apabila lambat maka bisa gugur dan tidak bisa melanjutkan.
Tidak biasa dan tidak dimiliki oleh Negara lain
Tidak hanya kalangan buruh yang tertarik bergabung dengan jasa layanan Ojek, akan tetapi dari buruh sampai pada akademisi yang sebagian ada yang menempuh jenjang Doktor, sebagaimana yang telah diberitakan berbagai media baru-baru ini. Ini bisa dijadikan keunikan yang tidak biasa dan tidak dimiliki oleh negara-negara lain, bahkan wakil presiden memberikan tanggapan positif dengan memprediksikan memprediksi ojek bisa mengurangi kemacetan, khususnya di Jakarta hingga 10 persen.
Apakah jasa layanan ojek merupakan solusi atau tantangan baru bagi ibu kota jakarta, sehingga masyarakat mencari alternatif ini dalam mengatasin kemacetan, dalam jangka pendek bisa menjadi alternatif, namun dalam jangka panjang akan menjadi tantangan baru pada Ibu Kota. Diperkirakan jasa layanan ojek semakin hari akan bertambah, bahkan bisa jadi kemungkinan jasa akan diambil alih oleh para pemilik modal, ini akan menjadi tantangan baru bagi ibu kota jakarta.
Jasa layanan Ojek itu tantangan baru
Korporasi jasa layanan Ojek akan bertambah dalam memanfaatkan layanan jasa ini untuk kebutuhan bisnis. Sebelum transpostasi umum memberikan pelayanan yang aman pada masyarakat, maka kemacetan menjadi masalah baru bagi ibu kota Jakarta. Pada tahun 2014 saya meneliti tentang keselamatan pengendara dalam berkendara, dimana kecelakaan yang terjadi pada 2013 didominasi oleh pengendara sepeda motor dengan mengambil sampel di daerah Yogyakarta. Banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kota, bahkan kota dijadikan tempat pemburuan dari berbagai kegiatan ini.
Ibu kota merupakan transformasi dari sebuah Negara untuk mengenalkan negaranya, jika kota dikenal dengan ramah disiplin, lingkungan yang baik, lingkungan yang sehat maka Negara akan menjadi penilainan utama, namun sebaliknya apabila kota dikenal dengan macet, kurang ramah, maka yang akan menjadi penilaian yang kurang baik adalah Negara, dan ini akan mereduksi pada citra ekonomi dan politik.
Tepat sekali apabila tema yang diangkat pada hari habitat dunia (HHD) sekarang ini adalah The public space for all (ruang publik untuk kita semua). Apabila kita mulai menjaga kota, maka kota juga akan menjaga penduduknya dengan memberikan pengalaaman indah, lingkungan indah, akhirnya kenyamanan untuk kita semua The public space for all. Para pemimpin tokoh kita sering mengingatkan untuk menjaga kota, misalnya seperti yang dipesankan oleh soekarno berkribadian secara budaya, Bung Hatta juga memberikan pesan " hanya ada satu Negeri yang menjadi negeriku, ia tumbuh dengan tindakan dan tindakan itu adalah tindakanku.
Di hari habit dunia (HHD) ini menjadi momentum untuk memperbaiki kota, karena kota adalah milik kita semua the city for all. Kota-kota di negeri beta akan menjadi kota seribu malam, kota seribu makna, dan kota seribu cerita dengan mengawali dengan cinta, kota seribu malam berawal langkah kecil dan menjadi besar karena dimulai dengan cinta.