Beberapa hari yg lalu aku pergi ke toko keramik di daerah tempat tinggalku, belum sempat aku memakirkan motor , seorang pegawai toko menghampiriku , dengan ramah ia bertanya :
Pegawai toko : Cari keramik apa pak?
Aku : Cari keramik untuk kamar mandi pak
Pegawai toko : Oooo yg merk apa?
Aku : boleh lihat motifnya dulu pak…!
Pegawai toko : Oh tentu di sebelah sana…
Sambil melemparkan senyum dia pun mengajak ku melihat contoh-contoh keramik yg ada di rak display , sesekali menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari keramik tersebut. Tidak sengaja aku melihat kebagian luar dari toko tersebut disana ku lihat banyak pula keramik2 yg tersusun. Rupanya pegawai toko itu memperhatikan arah pandanganku, dia pun langsung menjelaskan bahwa keramik yg diluar sana itu kondisi reject yaitu sudah lama tidak terjual atau ada beberapa bagian yg cacat. Pegawai toko : jika bapak mau ! ada granit yg harganya murah tetapi kualitas masih bagus, jika beli dengan harga normal ini bisa kena 200 ribuan permeternya, ini saya kasih bapak hanya 40 ribu. Aku pun melihatnya dan tertarik untuk membelinya, karena aku pun yakin jika granit ini dibeli dengan harga normal tidak akan dapat 40 ribu. Sebagai pembeli wajar donk jika aku melakukan penawaran hehehe maka aku mencoba dengan menawarnya 35 ribu permeter. Pegawai toko hanya bilang belum dapet pak klo harga segitu, ini uda murah banget, bapak dateng agak siang sedikit yg melayani anak-anak sales paling murah 42 ribu permeter ini karena masih pagi aja jadi saya yg melayani. Sambil sesekali memegang granit tersebut pikiran pun melayang-layang menerawang beli atau tidak yaaah, maklumlah kepingin kamar mandi terlihat bagus tapi dengan budget semurah-murahnya
Tiba-tiba si pegawai toko berkata bagaimana pak klo kita pake system sebelas dua belas aja, aku pun yg tidak mengerti langsung bertanya ke pegawai toko, apa itu? Si pegawai toko pun langsung mengajak ku ke sudut yg pandangannya sedikit terhalang langsung ke arah kasir toko tersebut, dia menjelaskan bahwa sebelas dua belas maksudnya jika aku jadi membeli granit itu sebanyak 20 meter cukup bayar yg 17 meter aj di kasir, nanti yg 3 meter bapak bayar di tempat dengan harga yg lebih murah tapi bapak jangan bilang di kasir ya..! aku pun terdiam beberapa saat dalam hati berkata ooooh ternyata si pegawai toko menawarkan economic agreement bahasa kerennya wkwkw…. atau kongkalingkong kata si enci glodok
Dalam hati kecil aku berbicara “ ini kesempatan untuk dapat barang murah kualitas bagus namun disisi lain hatiku pun berbicara apa yg aku lakukan ini menjurus mengajak si pegawai toko melakukan korupsi. Dalam keadaan bingung tiba-tiba pegawai toko berkata Bagaimana pak..? tanya si pegawai toko aku pun tersentak di buatnya. Gini aja pak, nanti kalo jadi, aku dateng ke sini lagi. terima kasih atas penjelasannya. Sambil mengendarai motor aku terus kepikiran beli apa tidak ya? Alhamdulillah karena ada perasaan yg mengganjal akhirnya aku dapat memutuskan untuk membeli di toko lain, sedikit murah meski barangnya berbeda. Tidak bermaksud sok suci atau pun menggurui tapi dari kejadian ini ada hikmah yg aku ambil yaitu : 1. jangan mudah tergoda dengan barang yg murah jika di tawarkan dengan cara yg mencurigakan 2. membeli dengan cara yg tidak biasa (kongkalingkong) menjauhkan dari keberkahan 3. mencoba slalu ingat bahwa apa yg kita miliki kelak akan di minta pertanggung jawaban 4. dll Mengutip bimbo “ Smoga kita terhindar dari hal-hal yg demikian. Salam berbagi.
http://www.terimakasihku.com/content/echo/2012/march/tuesday/istilah-sebelas-dua-belasBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya