Menjadi pendidik membuat kompetensi pribadi penulis menjadi bertambah dengan mempelajari modul 3.3 ini. Sebelumnya, penulis membuat program tidak memperhatikan aspek suara, pilihan dan kepemilikan murid, serta melaksanakannya tidak berkolaborasi dengan rekan guru. Ternyata dengan mempelajari materi pengelolaan program yang berdampak pada murid ini sangat bermanfaat sebagai tambahan sudut pandang sebagai murid itu sendiri. Artinya, dalam membuat perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut, kita harus berpikir sebagai pengamat dan objek program agar program yang dijalankan ini efektif dan tepat sasaran.
2. Penerapan di masa mendatang
Untuk penerapan di masa mendatang, penulis akan mengimplementasikan materi 3.3 ini dan juga mencari materi-materi lain agar quality control dalam pembelajaran dan pengelolaan program di sekolah bisa terjaga dengan baik. Tentunya hal ini bisa diperkuat dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik dengan kepala sekolah, rekan sejawat, pengawas bina, orang tua, masyarakat dan juga stakeholders.
Dalam penerapan yang berkelanjutan, penulis akan mendalami inovasi praktik baik dari berbagai referensi. Hal ini penting dilakukan agar program sekolah bisa variatif, kekinian dan menjawab kebutuhan zaman peserta didik.
3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
Materi pengelolaan program yang berdampak positif pada murid merupakan materi yang esensial pada Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Karena penggeraknya adalah pemimpin pembelajaran yaitu guru, sehingga pembelajaran sosok pengelola program pada materi ini menjadi kunci agar ihwal-ihwal (materi) lainnya saling terhubung, bergerak dan menggerakkan perubahan di sekolah menjadi lebih baik. Terutama dalam mengelola program agar berdampak positif pada murid sebagai masa depan daerah.
- Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD)
Materi modul 3.3 ini memiliki keterhubungan agar seorang pemimpin pembelajaran bisa mengelola program sekolah berlandaskan "berhamba" (berpusat) pada murid. Pemimpin pembelajaran (guru) harus menjadi penuntun seperti dalam Pratap Triloka KHD, yaitu menjadi role model dalam ketepatan dalam melakukan pemetaan, penggalian dan pengelolaan program dari aset-aset yang diidentifikasi di sekolah, salah satunya murid. Pemetaan ini juga mempertimbangkan suara, pilihan dan kepemilikan murid.
- Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Materi modul 3.3 ini memiliki hubungan agar pemimpin pembelajaran sebagai pengelola sumber daya mengilhami nilai dan peran guru penggerak agar kekuatan aset-aset di sekolah bisa ditemukenali, dikelola, dan berdampak baik bagi murid. Misalnya guru sebagai pemimpin pembelajaran menerapkan nilai kolaboratif yang berdampak positif pada murid, yakni mampu berkolaborasi dengan tokoh masyarakat untuk menjadi sumber belajar dalam praktik baik pembelajaran Sosiologi di kelas. Untuk peran guru penggerak, materi modul 3.3 ini memiliki hubungan guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan program sekolah dengan memanfaatkan kekuatan aset-aset di dalamnya, faktor lingkungannya, dan mendorong kolaborasi (modal sosial dan modal politik). Semua ini tentunya dilakukan guna mendapatkan kemudahan dalam pengelolaan program yang berdampak positif bagi murid.
- Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid ini memiliki konektivitas terhadap materi modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Karena sebelum menjadi event dan atau produk program, tentunya pengelolaan program harus memiliki visi agar manajerial program terarah dan tepat sasaran. Dalam materi modul 3.3 ini, pengelolaan program juga menggunakan dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) tahapan BAGJA pada materi modul 1.3 Visi Guru Penggerak, yang mana setiap orang memiliki kontribusi positif pada keberhasilan. Dalam implementasinya, guru sebagai pemimpin pembelajaran menggunakan IA untuk menggali suara, pilihan dan mendorong kepemilikan murid, sehingga kemudian melakukan perencanaan perubahan program. Tentunya ini semua tertuju pada visi pembelajaran dan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid.
- Modul 1.4 Budaya Positif
Modul 3.3 ini menjadi wujud dari pengelolaan program agar bisa diberdayakan menjadi budaya positif di sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran menjadi koneksi agar guru bisa memetakan modal manusia (murid) dan modal agama-budaya menjadi peningkatan kultur positif di sekolah melalui perwujudan program yang berdampak positif pada murid, seperti praktik disiplin positif, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar manusia, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), hingga implementasi yang tepat pada segitiga restitusi.
- Modul 2.1 Pembelajaran untuk Kebutuhan Belajar Murid
Modul 3.3 ini memiliki koneksi bahwa pembelajaran untuk kebutuhan belajar murid bisa diimplementasikan dalam pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Sehingga pembelajaran untuk kebutuhan murid ini bukan hanya dalam wujud pembelajaran intrakurikuler, namun juga pengelolaan program kokurikuler dan program ekstrakurikuler di sekolah. Misalnya program karya wisata, kegiatan ilmiah, pramuka, sepak bola, futsal, tarian daerah, fotografi, dll. Ragam program sekolah ini bisa didapatkan ketika guru membuka ruang diskusi dengan memperhatikan suara, pilihan dan kepemilikan murid, agar menjadi program yang disukseskan secara bersama-sama.
- Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Modul 3.3 ini juga memiliki koneksi dengan modul PSE ini, yang mana modul 3.3 menjadi perwujudan pengelolaan program yang berbasis PSE. PSE sangat penting dilakukan dalam pembelajaran, baik itu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dengan merealisasikan PSE dalam program sekolah seperti pelatihan ESQ, outbond, family gathering, dll., maka sekolah sebagai komunitas akan memiliki warga yang memiliki kepribadian yang baik. Sehingga ihwal ini akan meningkatkan kualitas sekolah secara pendidikan karakter (Profil Pelajar Pancasila) dan pengelolaan program yang tepat karena berdampak positif pada murid.
- Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Modul 2.3 ini memiliki relevansi agar pengelolaan program yang berdampak positif pada murid bisa terealisasi dengan baik di sekolah. Untuk membuat program yang sesuai dengan suara, pilihan dan kepemilikan murid, maka praktik coaching yang dilakukan oleh coach (guru) sangat bermanfaat untuk mengulik dan memberdayakan murid untuk membuat program yang berdampak untuk kebutuhan murid tsb. Sama halnya dengan di materi PSE, modul 2.3 coaching ini memiliki koneksi pada perbaikan sikap, perubahan perilaku belajar, transformasi cara mengajar, pola kepemimpinan pembelajaran di kelas, evaluasi program sekolah, hingga perencanaan program yang lebih mengedepankan dampak positif pada murid.
- Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin