Setelah melaksanakan pembelajaran pada modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara (KHD) di Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 (PGP7) Kab. Belitung Timur, saatnya kini para guru-guru yang lulus seleksi ini memaknai arti pentingnya nilai dan peran Guru Penggerak (modul 1.2).
Ini bukan hanya menyoal apa dan seberapa banyak ihwal nilai dan peran tersebut. Akan tetapi, bagaimana nilai dan peran tersebut dapat tumbuh serta berkembang di dalam diri Calon Guru Penggerak (CGP). Sehingga dengan mempelajari modul 1.2, para CGP diharapkan mampu mengaplikasikannya minimal di kelas, dengan mengakar pada filosofi KHD yang telah ia pelajari pada modul 1.1 sebelumnya.
Pada jurnal dwi mingguan yang kedua ini, saya mendeskripsikannya dengan berpedoman pada model 4F (Dr. Roger Greenaway). Model ini meliputi empat bagian yang saling berhubungan dan menarik sebagai cerita konstruksi pembelajaran, yakni: 1) Fact; 2) Feeling; 3) Findings; dan 4) Future.
FACTS (PERISTIWA)
Setelah menyelesaikan modul 1.1, saya akhirnya mengerti pola kontinuitas pembelajaran pada PGP7 ini. Pola PGP7 ini menekankan pada strategi MERDEKA, yakni: 1) Mulai dari Diri; 2) Eksplorasi Konsep; 3) Ruang Kolaborasi; 4) Demonstrasi Kontekstual; 5) Elaborasi Pemahaman; 6) Koneksi Antarmateri; dan 7) Aksi Nyata. Setiap tahap pada alur MERDEKA ini memiliki tingkat tantangan yang berbeda-beda. Ketika setiap modul kita lalui melalui alur ini, maka secara keberlanjutan kita akan tahu dan paham pola pasang-surut dalam proses pembelajaran di PGP ini.
Menurut saya, tahap Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep merupakan ihwal yang terberat pada modul 1.2 ini. Bukan hanya terkait bahan atau materi yang harus dibaca dan ditelaah. Namun seorang CGP wajib memberikan umpan balik dari 22 halaman yang ada di LMS untuk sesi modul 1.2 ini. Jumlah yang lebih banyak dari modul 1.1.
Selain itu, bagian implementasi dari perencanaan di Ruang Kolaborasi melalui Aksi Nyata ini juga patut menjadi perhatian. Karena pada waktu diskusi di Ruang Kolaborasi, perencanaan program kelompok saya (kelompok B) diapresiasi dan dianggap memiliki ekspektasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang kami lakukan bukan hanya tingkat kelas, namun sudah melibatkan partisipasi sekolah lain, guru lain di luar daerah, bahkan pada realitanya, pendaftarnya sudah skala nasional.
Kegiatan ini kami laksanakan berpusat di Belitung Timur (Kamis, 17/11/22), dengan konsep gelar webinar dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2022. Kelompok kami yang melaksanakan kegiatan ini terdiri dari yang dari saya, Ares Faujian, selanjutnya Tri Atma Dewi dan Giovani Aldia. Acara ini dibuka secara resmi oleh Bpk. Sarjano selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur pada pkl. 09.00 WIB.
Kegiatan dengan narasumber Andika Syahputra selaku Guru BK SMAN Titian Teras Prov. Jambi dan Juara Nasional Guru Inspiratif Kemdikbud ini mengambil tema “Mengenal Kecerdasan dan Keistimewaan Anak”. Dalam webinar ini, dihadiri sekitar 100 orang, yakni 60 akun per orangan dan 2 akun perwakilan sekolah yang nonton bersama di sekolahnya masing-masing, yaitu SMP Negeri 1 Damar dan TK Baptist Manggar. Selain dari Belitung Timur, peserta webinar ini ada yang berasal dari berbagai daerah di nusantara, seperti pulau Bangka, Cilegon, Bima, Padang Panjang, Sidoarjo, hingga Gresik.
Dalam pembukaan webinar, saya selaku ketua panitia memiliki pemikiran bahwa kegiatan ini menjadi wadah dalam memetakan potensi bagi guru dan orang tua siswa yang masih bingung cara mendidik anaknya. Yang mana, webinar ini selain sebagai bentuk aksi nyata dari penerapan nilai dan peran Guru Penggerak (modul 1.2), kegiatan ini memiliki esensi bahwa masyarakat perlu diedukasi agar mengenal kecerdasan dan keistimewaan anak. Karena sebagian besar dari masyarakat kita masih banyak yang menganggap kecerdasan anak itu ketika anak tersebut jago matematika, fisika, dan ilmu sains lainnya. Padahal, kecerdasan itu ada banyak. Dan setiap kecerdasan itu memiliki tempat bekerjanya masing-masing.
Dalam webinar ini, Andika Syahputra, M.Pd. selaku narasumber memaparkan tentang kecerdasan majemuk, yakni 9 kecerdasan anak. Dalam webinar ini ia memberikan pemahaman bahwa kita sebagai pendidik dan orang tua harus mengetahui ragam keistimewaan anak kita. Karena dengan mengenalnya, kita akan tahu cara membuatnya menjadi yang terbaik, ujarnya.
Bpk. Drs. Sarjono selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur berharap webinar ini sebagai bentuk linieritas penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah. Menurut beliau, setiap siswa, guru dan orang tua harus tahu bahwa ada istilah ‘kodrat anak’ yang harus dimengerti dalam dunia pendidikan kita. Setiap anak unik dan memiliki kodrat atau bakat serta kondisi zamannya masing-masing. Dengan mengerti ranah kodrat tersebut, ini adalah cara bijak kita dalam mendidik anak-anak bangsa menjadi yang terbaik, sesuai keunggulannya masing-masing.
Klik untuk baca: Dokumentasi Berita Webinar "Mengenal Kecerdasan & Keistimewaan Anak"
Sebelum kegiatan webinar ini berlangsung, pada 12-13 November 2022, kami dikumpulkan dalam Koordinasi Teknis dari Balai Guru Penggerak (BGP) Prov. Kep. Bangka Belitung di hotel BW Suite Tanjungpandan. Kegiatan ini mengulas dan reminding mulai dari regulasi, mekanisme, teknis, peran, hingga pemaparan praktik baik dari CGP Angkatan 4. Pada acara ini, dihadiri dan diberikan pembekalan oleh Bpk. Edward, M.Pd. selaku Kepala BGP Babel, Bpk. Drs. Soebagio selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab. Belitung, Bpk. Drs. Sarjano selaku Kepala Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur, dsb.
Dalam mempelajari modul 1.1 dan 1.2 (Jumat, 18/11/2022), saya mendapatkan Pendampingan Individu (PI) dari Ibu Sri Mulyani selaku Pengajar Praktik (PP) saya di PGP7 Beltim ini. Dalam pembimbingan ini, saya diberikan masukan dan ada proses refleksi serta evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran modul 1.1 dan 1.2.
FEELING (PERASAAN)
Dalam mengikuti pembelajaran di modul 1.2 ini, perasaan galau menyelimuti ketika mempelajari fase Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep. Hal ini dikarenakan jumlah materi yang banyak, dan sebagai CGP kita harus mengoneksikan materi-materi yang sudah tersedia di LMS ini.
Melihat beberapa materi di tahap Mulai dari Diri saya tidak terkejut. Karena materi ini kurang lebih sama banyaknya dengan materi yang ada pada modul 1.1. Namun ketika mengklik tahap Eksplorasi Konsep, halaman yang tertera sebanyak 22 halaman.
Awalnya saya santai saja dan bermaksud menenangkan hati dengan berkata pada diri sendiri, “Oh, ini mungkin cuma terlihat banyak saja. Pastilah karena jumlah halamannya banyak, konten atau pertanyaan-pertanyaan yang harus ditelaah dan dijawab pastilah tidak sebanyak yang saya pikirkan.”
Saya coba buka pada halaman 1 dan 2. Ternyata tidak ubahnya seperti yang ada pada modul 1.1, lumayan banyak. Saya lanjutkan membuka halaman 3, 4, 5, dan seterusnya. OMG! Ternyata maksud pikiran yang ingin menenangkan hati itu sia-sia. Halaman demi halaman menyajikan materi dan soal yang sudah tersenyum ramah untuk siap disapa dan diumpan balik selama 1-2 hari.
Secara komprehensif, saya merasakan adanya kekhawatiran akan tantangan untuk melakukan perubahan yang lebih baik, termasuk menjawab soal-soal LMS. Namun dengan adanya bimbingan dan motivasi dari Ibu Guslaini (Fasilitator), Ibu Sri Mulyani (PP), dan sahabat-sahabat yang antusias dan memiliki semangat kolaborasi yang tinggi, alhamdulillah, ini merupakan ucap syukur saya kepada Allah SWT, karena telah dipertemukan dengan senior dan teman-teman yang memiliki animo dalam membangun dunia pendidikan. Alhasil, kendala-kendala yang ada menjadi lebih mudah diatasi dengan kolaborasi.
FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Awalnya, saya sulit untuk menafsirkan ragam materi yang ada di modul 1.2 ini. Dalam hal ini mengoneksikan materi-materi tersebut menjadi sebuah pemahaman dan aksi apa yang akan dilaksanakan nantinya. Namun setelah pada tahap Elaborasi Pemahaman (Jumat, 18/11/2022), instruktur kami, yakni Ibu Lisza M. akhirnya memberikan konfirmasi dan pemahaman dari esensi materi serta peta konsep dari mulai modul 1.1 dan modul 1.2.
Pada pembelajaran di modul 1.2 ini, saya banyak menemukan hal-hal yang baru dan sebelumnya tidak saya pahami menyeluruh. Materi-materi yang ada di modul 1.2 ini yakni, lima dasar kebutuhan manusia, perumpaan otak 3 in 1 (triune) pada otak manusia, aksioma terkait pilihan (Glasser, 1998), model kepemimpinan sekolah, manusia merdeka, tahap perkembangan psikososial Erik Erikson, wiraga dan wirama KHD, Profil Pelajar Pancasila, fenomena gunung es, hingga nilai dan peran Guru Penggerak.
Dari keseluruhan materi pada modul 1.2 ini, saya menemukan esensi vital bahwa ada pembelajaran dasar yang harus dipelajari oleh Guru Penggerak. Hal ini adalah pembelajaran psikologi terkait dasar-dasar yang ada pada manusia. Mengapa seperti itu? Karena untuk menjalankan nilai-nilai Guru Penggerak, yaitu berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif, seorang CGP harus mengetahui betul tipe-tipe manusia baik itu dari kebutuhan dasarnya, hingga mengapa ia memilih keputusan tertentu. Hal ini tentunya sangat penting dalam mempermudah melakukan refleksi, kolaborasi, inovasi, sehingga ini pun berkaitan erat dengan kemandirian guru dalam berpihak kepada muridnya.
Tidak hanya itu, dalam memainkan peran Guru Penggerak, yaitu: 1) Menjadi pemimpin pembelajaran; 2) Menjadi coach bagi guru lain; 3) Mendorong kolaborasi; 4) Mewujudkan kepemimpinan murid; dan 5) Menggerakkan komunitas praktisi; pembelajaran materi-materi pada modul 1.2 ini sangat fundamental dan memberikan pengetahuan dalam mendorong CGP menginternalisasi nilai-nilai Guru Penggerak, yaitu melalui peran-peran yang sudah dirumuskan. Tentunya hal ini dilakukan dalam upaya menggapai generasi bangsa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
FUTURE (PENERAPAN)
Dalam penerapan modul 1.2 terkait nilai dan peran Guru Penggerak, kami telah melaksanakan kolaborasi event dengan Dinas Pendidikan Kab. Belitung Timur, yakni dalam wujud webinar dengan tema “Mengenal Kecerdasan dan Keistimewaan Anak”. Kedepan, saya akan melakukan pembelajaran kolaboratif kembali. Hal ini dikarenakan peserta didik akan mendapatkan hal-hal yang baru (kebaruan), selain dari yang telah disampaikan oleh gurunya di sekolah.
Kebaruan ini akan menstimulus rasa penasaran siswa, dan akan melatih etika mereka ketika bertemu dengan orang baru, atau pun mengatur cara berperilaku ketika bertemu dengan orang-orang yang hebat (pejabat, narasumber, dll.). Tentunya ragam event selain webinar akan saya laksanakan. Karena unsur inovatif merupakan nilai Guru Penggerak yang harus ada agar pembelajaran berkembang dan tidak membosankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H