Mohon tunggu...
arena ku
arena ku Mohon Tunggu... -

Lebih Lugas dan Update terus !

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Gurindam Sepakbola (Bag 1)

25 Juli 2010   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:37 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

ARENAKU.COM – Piala Dunia Usai.  Spanyol Juara.  Afrika Selatan Sukses.  Inggris Jeblok.  Brazil Tersingkir. Argentina Merana. Uruguay Berjaya.  Jerman Remaja.  Belanda Nista.  Korea Beda.  Indonesia?  Terpana ….

Apapun hasilnya pesta sepakbola dunia telah usai dan kita pun kembali pada kehidupan biasa. Biasa menjadi orang Indonesia yang harus cukup menjadi pemirsa. Biasa menunggu siaran sepakbola tanpa biaya. Biasa menjadi penikmat suguhan dunia. Lama-lama semakin nyata bahwa kita ini bangsa paria.

Suka atau tidak suka begitulah kenyataannya. Arus informasi, tayangan televisi, unjuk muka budaya dunia, jejaring dunia maya, semuanya hadir di depan mata. Semoga saja kita tidak menjadi lupa bahwa masih banyak pekerjaan rumah kita.

Ada banyak hal penting jika orang mencermati apa yang terjadi setelah pesta piala dunia. Ada kabar bahwa 10 stadion yang digunakan dalam piala dunia terancam tidak punya biaya untuk merawatnya. Sungguh malang bahwa pesta sebulan lamanya bisa membawa krisis ekonomi tiga dasawarsa.

Piala Dunia begitu pula Pesta Olimpiade atau kejuaraan olahraga antar dunia, seringkali membawa tragedi. Teman saya, Hotradero, di blognya, mengatakan bahwa begitu mahalnya biaya pesta olimpiade di Kanada (Montreal,1976) sampai-sampai masyarakat Kanada harus menanggung biaya tanggungannya selama 30 tahun lewat pajak khusus yang diterimanya.

Tetapi banyak yang optimis setelah piala dunia. Pemerintah Afrika Selatan menegaskan bahwa investasi yang ditanamkan untuk membangun infrastruktur penunjang pesta piala dunia adalah investasi yang penting di abad 21. Sekalipun Afrika Selatan masih harus berjuang untuk mengeluarkan 12 milyar dolar setahun untuk biaya anak-anak bersekolah. Jacob Zuma, Presiden Afrika Selatan optimis bahwa hasil promosi piala dunia akan mendorong bantuan dunia untuk kesuksesan kampanye dia.

Optimis itu harus, tapi realistis adalah penyelamatnya. Satu hal yang patut dicatat dari Afrika Selatan, infrastruktur jalan dapat dikelola dengan tertata. Tetapi menjaga kehidupan ekonomi adalah cara penyelenggaraan negara yang tidak mudah. Banyak faktor yang harus dijaga prioritas maupun kendalinya. Pemerintah Afrika Selatan telah mempunyai modal investasi, tetapi kehidupan ekonomi negara adalah cara untuk bisa memberi kesempatan pada setiap warga negara untuk berkembang hidupnya.

Bagaimana dengan kita?

Sumber: Arenaku.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun