Pagelaran pertama Festifal Tari Topeng Malangan di wilayah Malang Timur pada Agustus kemarin, kami boleh dikatakan berhasil. Bisa mendatangkan petinggi desa dan beberapa orang dari sebuah LSM serta dua penari dari Selandia Baru yang menampilkan Manitou. Penontonnya pun sekitar 100 orang. Dana atau sumbangan yang masuk sekitar 1 juta rupiah dari pengeluaran sekitar 8 juta rupiah. Sponsor tak ada sama sekali.
Pagelaran ke dua, kami harus apa ya…..sulit untuk dikatakan. Sumbangan yang masuk tak ada. Sponsor apalagi. Agenda pagelaran tetap harus dijalankan. The show must go on!!!
Acara dimulai pada jam 8 malam atau molor selama 1 jam untuk menunggu penonton datang. Tampaknya undangan dan pagelaran kami memang belum menarik perhatian. Penonton hanya 10 orang. Walaupun gratis.
Hidup memang perjuangan. Itulah seninya hidup. Menghidupkan seni pun juga perlu perjuangan. Maka para cantrik ( pengikut pelatihan tari atau siswa padepokan ) tetap harus ditampilkan untuk memberi kesempatan untuk unjuk diri akan ketrampilan mereka dengan rasa bangga. Kami pun memberi hadiah mereka dengan selembar foto 10R dan makan bersama sepotong pisang goring dan segelas teh hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H