Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menanam Kantong Semar: Bunga Unik dan Langka

1 Juli 2013   20:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09 2777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1372683277958404434
1372683277958404434

13726833121440267626
13726833121440267626

13726833441840977206
13726833441840977206

1372683384726688664
1372683384726688664

1372683423616273328
1372683423616273328

Negeri kita yang amat sangat subur ini, menyimpan banyak flora dan fauna yang beraneka ragam. Bahkan banyak di antaranya baru ditemukan sebagai species baru. Di antara tanaman langka yang banyak diburu orang adalah ‘kantong semar’

Delapan tahun yang lalu, saat menjelajah lembah dan hutan di Kaldera Bromo ( seperti biasa sendirian ) penulis bertemu seorang ( calon ) ahli botani yang sedang meneliti tanaman ( langka ) yang ada di sana. Berawal dari pertemuan ini, kemudian kami berteman dan sempat mengikuti perayaan Upacara Kasada bersama. Satu hal yang menarik adalah ternyata ia seorang pemburu bunga ‘kantong semar’ untuk diteliti dan penulis diberi sebuah poster tentang kantong semar. Dari pertemanan ini, penulis juga akhirnya berkenalan seorang ahli botani lainnya. Merasa sepaham dan sealiran tentang budaya Tengger dan tanaman, penulis diberi hadiah yang amat luar biasa: beberapa tanaman ‘kantong semar’ Awalnya penulis agak ragu apakah bisa memelihara dan mengembangbiakkan ‘kantong semar’ sebaik di habitat aslinya. Namun berdasarkan petunjuk mereka berdua, penulis bisa memelihara. Kini kantong semar tersebut tumbuh cukup subur dan tumbuh liar di sebuah kebun di belantara Kaldera Bromo tanpa orang lain mengetahuinya selain mereka berdua. Seperti kata pememerhati lingkungan, biarlah mereka tumbuh subur dan aman di habitatnya. Jangan sentuh mereka. Maka penulis pun hanya ‘mengunjungi’ mereka sebulan sekali untuk sekedar melihat apakah mereka bisa hidup seperti di alam aslinya. Dan tak akan pernah membawanya keluar untuk dijual atau diberikan orang lain.

Penulis memang tak mengenal secara baik tentang jenis dan nama kantong semar, maka di sini tidak bisa memberikan deskripsi. Selain itu penulis belum mendapat ijin dari mereka berdua ( mohon maaf tak bisa kami sebutkan jati diri mereka ) sebagai referensi.

Mudah-mudahan para pembaca yang tertarik tanaman ( langka ) Nusantara dan tetap membiarkan mereka hidup liar di habitatnya. Salam hijau Nusantara............

13726834891296472811
13726834891296472811

13726835331035456560
13726835331035456560

1372683587840873456
1372683587840873456

13726836231046882638
13726836231046882638

13726836831362375072
13726836831362375072

13726837301825032139
13726837301825032139

13726837631697523550
13726837631697523550

1372684736261193877
1372684736261193877

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun