[caption id="attachment_272069" align="aligncenter" width="500" caption="Dua lukisan Nyi Roro Kidul di Padepokan Seni Mangun Darmo"]
Bila dilihat di Google Map, Kota Malang jarak terdekat dengan wilayah pantai selatan Pulau Jawa sekitar 80 km. Bila ditempuh dengan kendaraan pribadi akan memakan waktu sekitar 2 jam, mengingat jalannya berliku dan penuh tanjakan dan turunan yang curam. Namun demikian, masyarakat Malang mengenal mitologi Nyi Roro Kidul hampir sekuat masyarakat Jogja dan Banyuwangi. Tak terkecuali wilayah Tumpang dan Poncokusumo yang dekat dengan Gunung Semeru.
Ritual-ritual tradisional selalu menyinggung keberadaan Nyi Roro Kidul, walau tak sehebat Dewi Sri selaku dewi kesuburan tanah dan sawah.
Ada kepercayaan pada masyarakat Jawa, siapa saja yang sombong dan sok atau mengotori saat berada di laut selatan (Jawa), maka tak segan-segan Nyi Roro Kidul akan mengambilnya untuk dijadikan salah satu warganya atau pasukannya di kerajaannya.
[caption id="attachment_272071" align="aligncenter" width="375" caption="Nyi Roro Kidul sedang jalan-jalan."]
[caption id="attachment_272075" align="aligncenter" width="375" caption="Supaya tak ada lagi korban...."]
Sosok Nyi Roro Kidul yang begitu fenomenal dan menakutkan, ternyata juga menginspirasi siapa saja untuk menampilkan sosok menurut gambaran mereka.
Di Padepokan Seni Mangun Darmo ada dua lukisan Nyi Roro Kidul. Lukisan pertama menggambarkan keberadaaan Nyi Roro Kidul berada di tengah laut selatan (Jawa) dengan gelombangnya yang tinggi.Lukisan ini karya seorang seniman lulusan ISI Jogja yang kini menjadi lurah di salah satu desa di Tumpang. Lukisan kedua, merupakan gabungan lukisan Dewi Sri selaku penguasa sawah di Jawa dan Nyi Roro Kidul.
Entah apa yang ada di benak teman-teman seniman dan ibu-ibu PKK di Desa Sekarpuro dan Madyopuro, yang hanya berjarak 500 m dari rumah kami pada Agustus 2013 kemarin menampilkan sosok Nyi Roro Kidul dalam pawai kesenian.
“Supaya Nyi Roro Kidul tak mengambil salah satu dari keluarga di sini untuk dijadikan anggota kerajaannya……" kata beberapa ibu dan warga sambil tersenyum.
Entah benar atau tidak, yang jelas korban terakhir pada kecelakaan di laut selatan dari desa kami terjadi sekitar 8 tahun yang lalu, tepatnya 30 September 2005, yang membuat 4 pemuda warga kami menghembuskan nafas di tengah laut dan baru ditemukan 3 hari kemudian. Tuhan terimalah mereka di sisiMu. Amin
Beberapa bulan terakhir, banyak korban dari Timur Tengah berjatuhan di tengah laut selatan. Apakah mereka diambil Nyi Roro Kidul? Yang jelas mereka sepertinya korban penipuan…..
Semoga tak ada korban lagi…..
*Foto-foto hasil jepretan Si Bungsu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H