Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bersepeda Menyusuri Keindahan Tepi Sungai dan Dam Kali Amprong

15 Maret 2016   12:58 Diperbarui: 13 April 2016   10:05 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ken Dedes di tepi Dam Kedungkandang Kali Amprong"][/caption]Sungai atau Kali Amprong merupakan salah satu sungai besar yang bersumber dari kaki Gunung Bromo lalu melintasi wilayah timur Kota Malang yang berbatasan dengan Kabupaten Malang. Dari arah utara ke selatan Kali Amprong mengairi wilayah Desa Cemoro Kandang, Sekarpuro, Madyopuro, Lesanpuro, dan Buring.

[caption caption="Berangkat dari belakang rumah."]

[/caption]

[caption caption="Terpaksa menuntun sepeda."]

[/caption]Seperti halnya sungai-sungai yang ada di Malang, sejak masa pemerintahan kolonial Belanda telah ditata dan dibuat dam atau bendungan ukuran sedang untuk mengairi sawah-sawah yang ada di sekitarnya. Demikian juga  di Kali Amprong dibangun sebuah dam untuk mengairi sawah dan ladang tebu yang ada di sekitarnya. 

Sekalipun luas area persawahan dan kebun tebu kini telah banyak berubah fungsi menjadi komplek perumahan seiring akan dijadikannya wilayah desa-desa tersebut menjadi kota satelit untuk pengembangan wilayah timur Kota Malang. Banyak petani dan warga setempat yang lahannya kini telah dibeli pengembang pembangunan perumahan. Demikian juga pemerintah pusat lewat BPN telah membeli tanah warga untuk pembangunan jalan tol Malang - Pandaan.  

[caption caption="Jalan setapak di tepi Kali Amprong"]

[/caption]

[caption caption="Melintas di atas dam."]

[/caption]

[caption caption="Dam Kedung kandang"]

[/caption]Terbayang akan terjadinya perubahan besar akan wajah tepian Kali Amprong dan sebagai kenangan akan kebun kami yang telah dibeli BPN, minggu kemarin kami mengayuh sepeda menyusuri Kali Amprong yang hanya berjarak 300 m dari belakang rumah di Madyopuro. Jarak yang kami tempuh memang tak terlalu jauh, hanya sekitar 10 km melewati pinggiran desa-desa yang saya sebut di atas. Namun, bukan berarti perkara mudah untuk mengayuh sepeda sepeda ke sana. Jalanan setapak di tepi plengsengan yang curam atau di tepi jurang yang menganga dalam dengan ladang penduduk di bawah haruslah hati-hati agar tak terpeleset. Apalagi di musim hujan seperti ini, salah perhitungan bisa terpeleset jatuh.

[caption caption="Dam sisi utara"]

[/caption]

[caption caption="Sisi timur dan selatan"]

[/caption]Perjalanan diawali dari belakang rumah di Madyopuro ke Cemorokandang yang hanya berjarak  kurang 1 km saja. Tak terlalu menantang, selain harus menuntun sepeda melewati tanjakan jalanan makadam atau aspal yang belum jadi sepenuhnya yang dibangun oleh pengembang.

Selanjutnya menyusuri tepian Kali Amprong menuju Desa Lesanpuro sepanjang 8 km saja. Di sinilah mulai tampak perubahan wajah Kali Amprong yang direncanakan menjadi tempat wisata edukasi oleh pemerintah daerah Kota Malang. Pembenahan dengan melibatkan warga setempat mulai dari tingkat RT mulai terlihat hasilnya. Taman yang indah menghadap Gunung Buring dan Dam Kedung Kandang, atau warga Malang menyebutnya ‘rolak’ membuat pemandangan menjadi lebih menarik. Dana pembangunan sepenuhnya diberikan oleh pemerintah daerah sesuai dengan proposal yang diajukan oleh setiap RW. Jika ada kekurangan akibat kenaikan harga, warga bergotong-royong mengumpulkan dana namun juga ikut menyumbangkan tenaga.

[caption caption="Rencana pengembangan"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun