Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bergowes Ria Bersama Museum Gowes Club ke Candi Kidal

10 April 2016   13:16 Diperbarui: 10 April 2016   13:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Malang Gowes Club di Candi Kidal"][/caption]Dua hari minggu tak bergowesria karena kesibukan perayaan Hari Paskah, membuat kerinduan tak tertahan untuk kembali mancal sepeda. Maka, pagi tadi Minggu, 10 April 2016 kami kembali mancal sepeda dengan target seperti biasa hanya sekitar 40 – 50 km dalam waktu 2,5 jam saja. Daerah yang kami jelajah seperti biasa juga wilayah timur Malang. Berangkat dari velodrom Madyopuro yang hanya berjarak sekitar 250m dari rumah menuju selatan lalu ke timur, utara dan ke barat atau mengelilingi Gunung Buring. Gunung Buring sebenarnya adalah sebuah bukit di timur Malang yang tak terlalu tinggi namun unik karena bila dilihat dari arah manapun bentuknya sama seperti parabola terbalik.

Jalur yang kami lewati dari Madyopuro, GOR Ken Arok dan Telogo Waru, Tajinan, Kidal, Kambingan, Tumpang, Kedung Boto, Banjarsari, Cemoro Kandang, dan Sawojajar. Setelah mengayuh selama satu jam kami istirahat di Candi Kidal untuk berfoto bersama dan minum serta menyelonjorkan kaki. Tentu saja makan bekal yang kami bawa berupa pisang kapok atau pisang gajih serta membeli rujak di warung sekitar.

[caption caption="Downhill di jalan setapak pedukuhan."]

[/caption]

[caption caption="Memutar arah kembali lewat jembatan gantung dari bambu yang sempit."]

[/caption]Menjelajah Gunung Buring memang tak semenantang sekitar sepuluh tahun yang lalu, dimana jalan masih berbatu dan bukan aspal. Namun demikian jalan yang lebarnya hanya sekitar 3,5 m kadang membuat kami bergidik dan harus berjibaku ke bahu jalan yang licin bila berpapasan dengan mobil dan motor okamsa ( orang kampung sana ) yang kadang tak peduli dengan pemakai jalan lainnya. Bahkan di jalan turunan ( beraspal ) sepi di tempat lain kami bisa memacu 52 km/jam maka di sekitar Gunung Buring hanya bisa 45 km/jam.

Untuk mencari tantangan yang sedikit menarik, kami harus downhill  melewati jalanan kampung atau dukuh yang sempit seperti jalan menuju ke sawah atau kebun dan jalan menuju sungai tempat warga mandi dan mencuci. Hanya saja kadang kami sedikit kesasar ke jalur tak semestinya yakni melewati gang antar rumah penduduk dan harus bergantian satu persatu menyeberangi jembatan gantung sempit  dari bambu.

[caption caption="Siap meninggalkan Candi Kidal."]

[/caption]Satu hal yang cukup menarik, justru pada saat ini kami sering mendapat sambutan warga dengan sapaan dan senyuman  serta menawarkan tempat istirahat atau berteduh di bawah pohon kelengkeng mereka.

Inilah asyiknya bergowesria jelajah desa dan alam pedesaan.

Minggu depan tujuan kami bersama Museum Gowes Club ( MGC ) selanjutnya ke Blitar, sejauh 85 km. Ikut?

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun