Keluar masuk hutan memang mengasyikkan. Bukan dengan naik motor atau mobil. Tetapi jalan kaki. Tentunya ini hanya berlaku bagi mereka yang suka petualangan dan saba wana atau keluyuran ke hutan. Ke hutan bukan untuk mencari kesaktian. Mencari jimat. Mencari batu akik. Atau menemui lelembut. Tetapi ke hutan untuk mencari pengalaman yang berbeda. Apalagi ke hutan sendirian. Malah akan menjadi sebuah pengalaman yang amat menarik untuk dikisahkan. Soal orang lain percaya atau tidak itu urusan nanti.
Kalau saya sih memang suka ngalas. Tapi yang paling sering tentunya hanya hutan-hutan di wilayah Malang sebelah timur, selatan, dan barat. Pernah sih sesekali nglayap di wilayah Gunung Kidul untuk berburu harimau ( panthera pardus maleas ) setelah mendapat info dari seorang rekan wartawan sebuah surat kabar nasional. Jejak dan kotoran ditemukan, tapi wujudnya gak pernah ketemu.
Sekitar tahun 2001 juga pernah ketemu harimau Sumatra ketika menyusuri perkebunan nanas dan tebu bersama-sama para karyawan sebuah kontraktor yang akan membangun sebuah pabrik gula mini. Ngeri dan kaget, karena tak terduga. Langsung lari? Tentu saja tidak. Cuma mundur teratur sambil memoto dengan kamera film Nikon FM 10. Setelah cukup tiga jepretan langsung tunggang langgang.
Masih untung ada yang cukup bagus hasilnya, karena saat memoto sambil ditarik kerah kaos saya oleh kakak ipar saya.
Sehari kemudian, ada berita bahwa harimau berhasil dihalau oleh para karyawan kontraktor yang akan membangun pabrik gula tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H