Di sini,
dua lelaki tua berjubah putih seperti hatinya yang berbinar pancaran indahnya dunia.
Dengan wajah teduh mereka berjabat tangan dengan senyum gembira menciptakan kedamaian.
Di sana,
seorang lelaki tua berjubah hitam berdiri dengan mata tajam menatap ke depan.
dengan wajah memerah menahan gejolak amarah.
Tangan mengepal di ujung senjata penuh dendam membara.
Akankah ia kembali menumpahkan darah dengan bara api di tanah yang seharusnya merdeka?
Suaranya yang lembut hanyalah desiran angin gurun yang kering menambah teriknya dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H