Rara Anteng dan Jaka Seger telah berdiri di lereng bukit Penanjakan saat mentari telah beranjak dari balik bukit di sebelah timur.
Tak terdengar lagi kokok ayam jantan. Sepi.
Dipandangnya hamparan segara wedi yang diselimuti kabut tipis dengan hati yang gundah.
Saat kabut tipis mulai beranjak pelan mengalir ke timur tampaklah sebuah gundukan tanah seperti batok terbalik yang tak pernah ada sebelumnya.
Di bawah perbukitan seorang pria begundal yang tergila-gila kecantikan Rara Anteng berteriak menggelegar:
"Rara Anteng aku tak sanggup membuat ranu seperti yang kau pinta. Berbahagialah kamu bersama Jaka Seger."
Rara Anteng tanpa mengucap sepatah kata memeluk Jaka Seger, lelaki yang dicintainya.
Kini tak ada lagi penghalang untuk hidup bersama Jaka Seger.Â
Jaka Seger hanya termangu.Â