Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Yogyakarta, Ada Apa Denganmu? (2)

20 Februari 2024   21:45 Diperbarui: 21 Februari 2024   14:51 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, hampir di depan setiap rumah ada perempuan-perempuan berusia antara 30-45 tahun duduk di kursi atau lincak reyot. Ada yang hanya memakai daster, ada yang memakai celana kolor dan beha saja. Ada juga yang asyik  merias diri dengan menor.
Setiap kali ada pria asing yang lewat selalu ditawari minuman agar mampir sekali pun tidak berjualan apa pun.
"Sini lho Mas mampir ngaso dulu biar ga panas..."
"Tambah capek Bu...," jawab dengan nakal seorang goweser.

0 0 0
Pantai Pandansimo sedikit berbeda dari Parangtritis dan Parangkusumo sebab buka sepanjang hari hingga malam tanpa mengenal hari pasaran. Keadaannya lebih memprihatinkan sebab kupu-kupu malam di sini lebih banyak mereka yang sudah berumur.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 
Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon yang dianggap hari keramat bagi sebagian masyarakat Yogyakarta untuk melakukan ritual sesaji di pantai setelah puasa empat puluh hari menurut hitungan budaya Jawa ternyata bergeser menjadi sebuah tradisi yang disalahartikan. Perempuan-perempuan penjaja seks komersial menyiapkan diri untuk menghibur pria hidung belang.

Sekali pun wilayah sepanjang pantai selatan Bantul merupakan salah satu kantong kemiskinan bukan berarti para PSK berasal dari wilayah tersebut.
Ada juga yang berasal dari pantura seperti Demak, Kudus, Jepara, dan Semarang.
Mereka tidak menetap di pesisir selatan tetapi datang rombongan di hari-hari khusus seperti yang disebut di atas. Juga pada saat liburan. Hanya saja pada siang hari mereka tidak secara terbuka menunjukkan diri. Kecuali yang sudah mulai tua dan dijauhi para pria hidung belang.

Jam 10 pagi angin berhembus lembut dari sela-sela pucuk-pucuk cemara udang sedikit mengurangi gerahnya cuaca. Di ufuk selatan awan putih berarak dengan mendung kelabu yang membawa butiran air. Akankah menjadi hujan yang menyegarkan dan memusnahkan gerahnya kehidupan perempuan-perempuan yang terjebak dalam kemiskinan.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Di ujung Pandansimo tampak tiang pancang pembangunan JLS yang menghubungkan DIY dengan Purworejo, Jawa Tengah telah dimulai.

Seperti harapan pemerintah, pembangunan JLS dapat mengangkat kemajuan perekonomian masyarakat pesisir selatan Jawa.
Termasuk menghilangkan kehidupan gelap masyarakat pesisir dari kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun