Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Perjuangan Caleg Perempuan dengan Nomer Urut Rendah

29 Januari 2024   21:06 Diperbarui: 29 Januari 2024   21:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada empat caleg perempuan yang datang menemui saya dalam kurun dua pekan terakhir. Tujuannya ingin menerangkan pada komunitas kesenian kami bagaimana cara mencoblos yang benar supaya tidak keliru dan memilih caleg dengan tepat.  
Tapi intinya mohon dukungan untuk dipilih agar bisa mewakili suara perempuan yang sering terabaikan.
Melihat dari tatapan mata dan cara bicara menunjukkan keberanian, keuletan, ketangguhan, dan pengalaman dalam berkomunikasi dengan baik. 

Mereka layak disebut Srikandi yang cekatan dan berani sehingga bisa menumbangkan Bisma seperti yang tertulis pada kitab Mahabarata.
Dua caleg perempuan pertama dari partai besar peninggalan orba namun dengan nomer urut cukup rendah. Di bawah nomer 10.
Dua caleg perempuan selanjutnya dari partai gurem sekalipun pada nomer urut di atas lima.

Mereka datang menemui penulis ada yang diantar suaminya dengan naik sepeda motor. Ada yang sendirian naik ojek online. Bahkan ada yang jalan kaki sambil mengedarkan selebaran bergambar partai pengusung dan nomer urut dirinya.
Rumahnya hanya berjarak tiga blog dari tempat tinggal penulis.
Inilah yang membuat penulis berani  mengatakan bahwa mereka berani dan tangguh.
o o o
Saat ditanya oleh seorang anggota komunitas kami, apa yang akan diberikan bila terpilih menjadi anggota legislatif, ada yang menjawab dengan diplomatis.
"Kami menolak politik uang, jadi kami kesini tidak memberi apa-apa dan tidak berjanji akan memberi apa-apa jika terpilih. Yang jelas kami akan berjuang menyampaikan visi misi partai dan menampung aspirasi perempuan dan pemerhati kesenian."
o o o
Melihat nomer urut yang rendah dan dari partai gurem bisa diprediksi sulit terpilih. Tetapi mengapa mereka sedikit memaksakan diri?
Intinya mereka ingin mewakili kaum perempuan sebagai anggota legislatif yang masih terbatas jumlahnya. Namun mereka menyadari secara finansial tidak cukup untuk membiayai kampanye. Mereka sangat tergantung bantuan pada tandem mereka yang berupaya terpilih menjadi anggota DPR Pusat dan DPR Daerah.
Hidup adalah pilihan yang harus diperjuangkan.
Apakah mereka, para caleg perempuan ini bisa berhasil seperti Srikandi dengan bantuan Arjuno untuk menumbangkan Bisma seorang negarawan yang terjebak dalam kekuasaan dengan membela Kurawa.
Ataukah mereka tetap dan kembali menjadi ibu rumah tangga seperti Subadra yang setia menunggu Arjuna?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun