Ada loko lori atau kereta api kecil pengangkut tebu yang ditempatkan di depan patung penyair Chairil Anwar di sisi kanan Gereja Katolik Hati Kudus Kayutangan.Â
Sebuah penempatan yang kurang pas karena menutupi wajah penyair bila dilihat dari utara. Bila difoto dari atas jembatan penyebrangan orang yang melintas di atas Jl. J.A Suprapto atau Kayutangan.
Kemungkinan lokoini pernah digunakan oleh pabrik gula di Malang.
Keberadaan dan penempatan keduanya seperti dipaksakan.
Tepat di sisi timur JPO Kayutangan, sebuah dinding penyekat sementara bekas gedung Bioskop Merdeka yang telah diruntuhkan tertulis sebuah mural yang menggambarkan pusingnya sebagian warga dalam kehidupannya.
Barangkali maksudnya sulitnya mencari nafkah karena sepinya Kayutangan pada masa kini yang berdampak pada para pelaku UMKM yang sepi pengunjung.