Mengetahui hal ini, Trijata langsung berdiri di depan Rahwana agar tidak terjadi kekerasan yang tidak seimbang.
Sekali pun Trijata membawa keris juga namun ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah pada keluarga Rahwana di Taman Soka.
Trijata terus merayu melunakkan kemarahan Rahwana, pamannya sendiri.
Dalam kisah pewayangan, wanita jarang dilukiskan membawa senjata. Perempuan dalam budaya tradisional digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut sekali pun terlahir sebagai reinkarnasi pendendam akibat peristiwa masa lalu. Seperti Srikandi yang merupakan titisan dari Dewi Amba yang terlahir untuk membalas dendam dan membunuh Bisma yang telah menolak cintanya.
0 0 0
Pada pagelaran wayang wong dalam kisah Ramayana fragmen Sinta Obong diperagakan Dewi Sinta dan Trijata membawa keris kecil dengan diselipkan di depan perut.
Keris kaum perempuan ini disebut patrem. Ada yang menyebut patrem sebagai kirata basa atau akronim dari kata 'panganggo kang gawe tentrem'. Artinya: sesuatu yang dipakai agar membuat tenteram.
Patrem bentuknya lebih kecil daripada keris pada umumnya yang dimiliki kaum pria.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H