Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantika Hidup Bertetangga

1 Desember 2022   13:22 Diperbarui: 1 Desember 2022   18:12 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka yang punya anggapan sombong ini juga harap dimaklumi. 

Kenyataan memang ada yang demikian. Merasa dirinya sebagai orang berpendidikan tinggi, pejabat, pengusaha, petinggi, atau secara ekonomi lebih mapan lalu enggan bergaul dengan tetangganya. Merasa tidak selevel.

Bertemu tanpa sebuah senyuman apalagi sapaan artinya membangun benteng menutup diri.

Kesibukan rutinitas pekerjaan memang menyita waktu dan melelahkan. Pergaulan dengan sesama terdekat tetap dijalin demi kerukunan.

Alasan menghindari gibah justru bisa membuat gibah.

Mendengar percakapan guyon parikena atau dalam bahasa pergaulan artinya saling sindir tentulah bermaksud membangun sebuah keakraban tanpa tunjuk jidat sebuah kekeliruan seseorang.

Ada juga yang blaka suta tanpa tedeng aling-aling alias terus terang tanpa ditutupi untuk mengatakan sesuatu yang dianggapnya kurang tepat.

Kekuatan ekonomi, kesejahteraan finansial, pendidikan dan jabatan tinggi, serta banyaknya orang lebih dekat karena hal tersebut tidak menjamin adanya sebuah dukungan massa.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

0 0 0

Sebuah kisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun