Warna merah bagi masyarakat tradisional mempunyai nilai filosofis tersendiri yang sangat berarti. Entah warna merah bata, merah manggis, merah jambu, dan merah delima. Bahkan seperti merahnya gula tebu dan gula kelapa yang cenderung berwarna coklat.
Nilai filosofis warna merah merupakan simbol ketegasan, keberanian, dan semangat yang berkobar.
Simbol inilah yang akhirnya dikenakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kearifan lokal yang begitu tertanam.
Warna gamelan, panji-panji atau umbul-umbul, dan pakaian lebih banyak berwarna merah.
Pakaian tari tradisional lebih banyak berwarna merah. Untuk tari perjuangan lambang keberanian dan untuk penari perempuan menggambarkan keanggunan.
Dalam banyak kesempatan pagelaran, kami sering meminta para penari memakai baju atau kebaya merah. Misalnya pada tari Gambyong Pari Anom, sekalipun warna hijau lebih banyak digunakan dalam tari ini.Â
Alasannya hanya satu, warna merah lebih banyak digunakan oleh para seniman tari dari Malang. Misalnya dalam tari Beskalan, Bapang, dan tari topeng lainnya yang merupakan tari tradisional Malang.Â
Demikian juga dalam pagelaran tari Jaran Guyang dari Banyuwangi, penari pria yang memerankan seorang perempuan lebih menarik memakai kebaya merah.
Warna merah memang mempunyai nilai tersendiri dalam masyarakat tradisional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H