Dan yang lebih miris agar diperhatikan oleh mereka yang ingin mendapat kekuasaan lalu direkrut menjadi anggota sebuah parpol.
Tak semua komunitas mengungkapkan suka demo karena membuang waktu dan tenaga. Terutama mengganggu ketertitaban lalu lintas dan masyarakat umum. Apalagi merusak fasilitas umum. Hanya menciptakan kegaduhan belaka.
Seperti halnya Chairil Anwar, mengungkapkan isi hatinya. Pemberontakannya dengan berpuisi. Beberapa komunitas menulis pesan dan berpuisi dengan mural.Â
Mereka berteriak tanpa suara. Mereka berpuisi tanpa berkata-kata. Biarlah aksara tertulis pada tembok-tembok kosong yang kelak berbicara pada mereka yang bukan sekedar membaca tetapi mendengar dengan telinga hati. Â