Dalam budaya Jawa, masyarakat tradisional mempercayai bahwa kehidupan manusia di dunia  sangat dipengaruhi waktu kelahiran. Baik hari dalam hitungan sepekan dengan jumlah 7 hari atau dina yakni Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Serta hitungan pasaran dengan jumlah 5 hari yakni Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. Lima hari atau lima pasaran disebut sepasar
Setiap hari dan pasaran mempunyai nilai berbeda.
Hari dan pasaran disebut wektu atau weton sedang jumlah setiap hari dan pasaran disebut neptu.
Lihat tabel di bawah ini:
Berdasarkan neptu dan weton ini bisa diketahui sifat dan karakter bahkan masa depan seseorang sesuai dengan sifat.
Mengetahui masa depan ini bukanlah sebuah ramalan tetapi berdasarkan pengalaman yang diingat dan dicatat dalam benak dan hati manusia Jawa selama berabad-abad. Catatan dan pengamatan tidak tertulis tetapi selalu diingat (Jawa: dititeni) disebut Ilmu Titen.
Catatan dari pengamatan (bukan penelitian) pada akhirnya ditulis pada sebuah buku yang disebut Primbon.
Neptu dan weton ini bukan hanya berlaku bagi manusia Jawa belaka tetapi juga suku bangsa manapun. Misalnya dalam perhitungan, seseorang diketahui kelahirannya Rabu Wage, ia mempunyai sifat keras kepala dan bebal, merasa paling benar, tetapi juga suka menolong.
Bahwa kadar setiap orang berbeda walaupun neptu dan wetonnya karena pengaruh lingkungan, pengasuhan, dan pendidikan. Tetapi sifat dasar tetap terpatri erat.