Cuaca yang cukup gerah walau mendung menggantung membuat saya harus istirahat di bawah pohon pinggir sawah.
Sebuah panggilan telpon dari nomer tak terdaftar masuk. Tidak seperti biasanya, nomer tak dikenal enggan kuterima, kali ini kuangkat.
- Halo...
* Ya halo. Siapa?
- Masak lupa dengan suaraku? Eh, kamu di mana?
* Ya di rumah.
- Bisa jemput aku?
* Untuk apa?
- Aku mau beri kamu uang tiga puluh lima juta. Sekarang aku di kamar mandi pom bensin (SPBU), tadi waktu naik mikrolet nemu kotak kardus terbungkus rapat berisi uang. Aku ga berani buka. Bagaimana kalau dihitung di rumahmu?
* Kalau gak berani buka kok tahu isinya uang dan jumlahnya tiga puluh lima juta?
Dari seberang sana, tak ada jawaban selain umpatan kata-kata kasar.
Setelah telpon kututup, di riwayat panggilan tertulis di bawah nomer: Greater Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H