Hingga Mei 2022 ini, beberapa wilayah sekitar Gunung Bromo masih sering diguyur hujan deras. Mulai dari wilayah Malang, Pasuruan, dan Lumajang. Entah daerah Probolinggo.
Keadaan seperti ini disebut petani 'ana rendeng pindho' artinya ada musim hujan dua kali.
Perubahan cuaca seperti ini tentu ada dampak yang tidak diduga. Salah satunya terjadi di daerah Dusun Rajapasang, Nongkojajar, Pasuruan ada beberapa pohon durian berbuah subur.
Salah mangsa atau salah musim, kata Mas Tarmin, sebut saja demikian, sang pemilik tujuh pohon durian yang ada di kebunnya.
Hal ini cukup menguntungkan karena satu pohon yang telah berumur sekitar 15 tahun bisa tumbuh sekitar 40-50 buah. Hanya saja ukuran besar kecilnya tidak merata. Â Selain itu duriannya tidak semanis dan setajam aroma yang tumbuh pada musimnya.
Keuntungan lainnya, karena diluar musim sehingga menggoda calon konsumen sehingga mudah laku. Soal harga tergantung hasil tawar menawar sebab aroma yang kurang tajam maka konsumen beranggapan duriannya kurang manis.
Untuk memanen duriannya, Mas Tarmin meminta bantuan tetangganya dengan ongkos seribu rupiah perbuah dengan minimal petik 50 buah.
Untuk penjualan, Mas Tarmin membuka lapak sementara di pinggir jalan raya Nongkojajar menuju Bromo. Hanya beberapa puluh meter dari rumahnya.
Sambil momong putrinya yang masih kecil karena ibunya harus menyelesaikan tugas rumah tangga, setiap hari lapaknya buka antara jam 7 hingga 2 siang. Jika beruntung bisa menjual sekitar 20 buah durian.